kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Agar Naik Kelas, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minimal di Level 6%


Rabu, 07 Februari 2024 / 06:10 WIB
Agar Naik Kelas, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minimal di Level 6%
ILUSTRASI. Pengunjung bertransaksi pada kasir sebuah supermarket di Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (13/2/2023). Agar Naik Kelas, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minimal di Level 6%.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menekankan, pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% tak cukup untuk membawa Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah. 

Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi negara maju, Indonesia harus tumbuh minimal 6% secara tahunan (yoy) hingga 7% yoy. 

“Artinya, perlu ada tambahan 1% poin pertumbuhan ekonomi. Alias, perlu adanya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, yang tidak business as usual (tidak biasanya),” kata Amalia dalam peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023, belum lama ini. 

Baca Juga: Tak Cukup 5%, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Harus Naik Kelas, Minimal 6% - 7%

Ia menyebut, salah satu upaya yang bisa didorong untuk membawa Indonesia tumbuh lebih tinggi adalah dengan industrialisasi. 

Pada tahun 2000-an, kontribusi industri manufaktur ke produk domestik bruto (PDB) Indonesia tembus sekitar 32%. Namun, sayangnya, porsi industri manufaktur makin mengecil. 

Padahal idealnya, kalau mau loncat jadi negara maju, porsi kontribusi industri manufaktur harus ditingkatkan.  “Indonesia ini belum menjadi negara maju, malah sudah mengarah ke deindustrialisasi,” ungkapnya. 

Dengan demikian, Amalia memandang perlunya transformasi ekonomi untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi lagi. 

Baca Juga: Sri Mulyani Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tahun 2023 Masih Tumbuh Positif

Selain industrialisasi, Indonesia juga perlu untuk mendorong produktivitas sektor-sektor unggulan lain, seperti ekonomi dan keuangan syariah, serta mendorong upaya modernisasi digitalisasi pertanian. 

Mendorong ekonomi biru dan bio-economy, ekonomi kreatif dan pariwisata, usaha mikro kecil menengah juga koperasi pun tak kalah pentingnya. 

Plus, Indonesia perlu mendorong produktivitas badan usaha milik negara (BUMN) dan produktivitas tenaga kerja. 

Indonesia juga perlu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi dengan pembentukan dana abadi riset dan teknologi, juga masyarakat berkarakter ilmiah. 

Baca Juga: Jokowi: Pemulihan Ekonomi yang Cepat dan Kuat Telah Membawa Indonesia Naik Kelas

“Jangan sampai Indonesia melewatkan momentum tersebut. Walaupun penuh ketidakpastian, Indonesia perlu modal untuk melakukan transformasi segera,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×