kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

AFTA-China Berlaku 2010, Pendapatan Negara Minim


Jumat, 11 Desember 2009 / 17:01 WIB


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Penerimaan negara bea dan cukai tahun mendatang diperkirakan akan semakin minim. Penerapan free trade zone (FTA) ASEAN-China yang dijadwalkan pada 1 Januari 2010 nanti bakal menggerus penerimaan negara, terutama yang berasal dari China.

Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi mengatakan negara kita belum siap menerapkan FTA tersebut. Alhasil, selain menimbulkan potensial loss di penerimaan negara, FTA juga bakal menggangu industry, termasuk petani dalam negeri dengan gempuran produk impor terutama dari China, seperti buah-buahan.

Menurut Anwar, penerimaan bea dan cukai dari China termasuk yang terbesar dengan rata-rata penerimaan per tahun mencapai Rp 10-15 triliun. Walaupun begitu, Anwar tetap yakin, biarpun FTA diterapkan pada Januari 2010, masih bisa memenuhi target penerimaan bea dan cukai.

Untuk mencapai target itu, maka Ditjen Bea Cukau akan terus melakukan pembenahan dan internal effort termasuk dengan mengembangkan kantor utama. "Di 2010 kita akan kembangkan di tempat-tempat yang masih kritikal termasuk pengembangan di bea masuk dan cukai termasuk bea keluar," kata Anwar dalam pembukaan Kantor Pengawasan dan Penerimaan Bea Cukai Tipe Madya Purwakarta, hari ini..

Menurutnya, pemerintah sampai saat ini masih melakukan evaluasi terhadap penerapan FTA ASEAN-China. "Sore ini teman-teman dari Badan Kebijakan Fiskal dan Departemen Perdagangan sedang melakukan evaluasi FTA itu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×