Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk bermitra dengan negara-negara berkembang di Asia dan Pasifik untuk mencapai tujuan pemulihan kawasan dari pandemi Covid-19.
Asakawa menyampaikan, ADB akan terus menjaga kepercayaan para negara anggota sebagai mitra setia selama masa-masa sulit, antara lain dengan memberikan dukungan pembiayaan untuk mengatasi dampak Covid-19 dan memulihkan perekonomian senilai US$ 20 miliar.
Dia menegaskan, ADB terus berkomitmen untuk mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta tetap berupaya untuk memberantas kemiskinan ekstrem.
Dalam Sidang Tahunan ADB ke-53 yang diselenggarakan secara virtual pada tanggal 16-18 September 2020, ADB mendukung negara-negara anggotanya dalam enam bidang utama.
Baca Juga: Negara-negara ASEAN+3 memperkokoh kerjasama Chiang Mai Initiative Multilateralisation
Pertama, mendorong kerja sama dan integrasi regional untuk membantu para anggota memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh institusi global. Kedua, memperkuat investasi di bidang kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial, serta membangun sumber daya manusia yang dibutuhkan perekonomian dalam jangka panjang.
Ketiga, mempercepat upaya untuk mengatasi perubahan iklim. Keempat, berinvestasi pada teknologi informasi dan data untuk kesehatan, pendidikan, pembiayaan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah, dan kerja jarak jauh, sekaligus mengatasi kesenjangan digital dan keamanan dunia maya.
Kelima, membantu anggotanya memperkuat mobilisasi sumber daya domestik melalui kerja sama perpajakan internasional. Keenam, mendukung pengembangan vaksin yang aman dan efektif, dan untuk merumuskan strategi penyampaian yang adil.
“Untuk mewujudkannya, ADB akan terus memperkuat kerja sama dengan WHO, Bank Dunia (WB), GAVI, Aliansi Vaksin; ahli vaksin; dan perusahaan farmasi,” kata Asakawa, Jumat (18/9).
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani tegaskan pentingnya kerja sama perpajakan internasional
Pada bidang kesehatan, negara-negara anggota ADB menekankan pentingnya Universal Health Coverage (UHC) dan perlunya kolaborasi yang lebih kuat untuk memobilisasi pembiayaan perawatan kesehatan. Dalam Strategi 2030, ADB telah berkomitmen untuk mendukung upaya anggotanya yang sedang berkembang untuk mengejar dan mencapai UHC.
Sementara untuk bidang perpajakan, ADB membangun Regional Hub untuk mempromosikan berbagi pengetahuan dan memperkuat kerja sama dalam bidang kebijakan perpajakan dan administrasi perpajakan lintas ekonomi di Asia Pasifik dan mitra pembangunan.
Regional Hub akan fokus pada Domestic Resource Mobilization dan International Tax Cooperation melalui kolaborasi erat antara otoritas keuangan dan pajak di negara berkembang, dan organisasi internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), OECD, dan Bank Dunia. Regional Hub akan memfasilitasi pertukaran informasi, berbagi pengetahuan, dan dialog kebijakan.
Dalam pertemuan tersebut, negara-negara donor ADB membahas mengenai skema hibah untuk membantu negara-negara miskin dan rentan di Kawasan Asia Pasifik. Negara-negara donor sepakat untuk menambah ketersediaan dana Asian Development Fund (ADF) periode 13 sebesar lebih dari US$ 4 miliar untuk 4 tahun ke depan dimulai dari 2021 hingga 2024.
Dalam hal ini, Indonesia sebagai pemegang saham terbesar ke-6 di ADB dan Ketua untuk negara-negara Konstituen Suite 5, berkontribusi sebesar US$ 12 juta. Hibah ADF13 akan dialokasikan antara lain untuk sektor kesehatan, risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, gender, infrastruktur, dan good governance.
Baca Juga: Kementerian ESDM Gelar Lelang PLTS Skala Besar Gandeng Asian Development Bank
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, bagi Indonesia, ADB adalah mitra pembangunan yang banyak memberikan dukungan, baik pada saat pemerintah gencar melaksanakan reformasi maupun pada saat Indonesia mengalami bencana.
“Kami sangat menghargai dukungan kuat ADB untuk Indonesia selama bertahun-tahun dan kecepatan tanggapan ADB serta keterlibatannya yang erat dan aktif dengan pemerintah selama krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya ini. Strategi kemitraan menempatkan ADB sebagai mitra utama dengan solusi inovatif untuk tantangan pembangunan yang kompleks,” ungkap Menkeu.
Pada masa pandemi, ADB menyetujui fast track financing program senilai US$1,5 miliar untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi dampak pandemi Covid-19 terhadap kesehatan masyarakat, mata pencaharian, dan perekonomian. Selain itu, ADB juga memberikan dukungan melalui program Contingent Disaster Financing (CDF).
Selanjutnya: Pemulihan Ekonomi Berkelanjutan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News