kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

ADB: BBM naik, ekonomi Indonesia tetap melaju


Jumat, 26 September 2014 / 08:44 WIB
ADB: BBM naik, ekonomi Indonesia tetap melaju
ILUSTRASI. Honda juga menampilkan Zona khusus Brio World di pameran IIMS 2023 pada16 - 26 Februari 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Honda menampilkan display Honda Brio Satya dan Honda Brio RS Urbanite Edition.


Reporter: Asep Munazat Zatnika, Jane Aprilyani | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Rencana Presiden terpilih Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada November 2014 bakal memukul daya beli masyarakat. Meski konsumsi masyarakat tertekan, tapi pertumbuhan ekonomi semester II dipredisi bisa lebih kencang dari semester I. 

Asian Development Bank (ADB) dalam riset terbaru nya mendukung rencana kenaikan harga BBM. Deputy Country Director ADB di Indonesia Edimon Ginting menyatakan, tahun ini, waktu yang tepat untuk menaikkan harga BBM. Sebab, dampak negatif yang timbul akibat kenaikan itu masih dalam batas yang bisa diantisipasi pemerintah.

Terutama, jika melihat dampaknya terhadap kenaikan harga di tingkat konsumen. Edimon menghitung, kenaikan harga BBM sebesar 30%-50% hanya menambah indeks harga konsumen atau inflasi sebesar 1,5%-2,5% saja. 

Efek ini jauh lebih kecil dibandingkan kenaikan harga BBM tahun 2013 yang menambah inflasi lebih dari 3%. "Tahun ini, tren inflasi cenderung rendah, dan tahun 2013 ada masalah dalam perdagangan produk hortikultura," ujar Edimon, Kamis (25/9).

Kenaikan inflasi akan menekan daya beli masyarakat. Meski begitu, konsumsi masyarakat tetap bisa menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, konsumsi masyarakat Indonesia masih akan tinggi untuk  menyokong pertumbuhan ekonomi di semester II 2014.

Sekadar menyegarkan ingatan, Badan Pusat Statistik mencatat, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2014 sebesar 5,21%, kemudian melemah menjadi 5,12% kuartal II. Secara keseluruhan semester I, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,17%, dengan konsumsi rumah tangga tumbuh paling tinggi, sebesar 5,6%.

Ekonomi tertekan
"Konsumsi rumah tangga tetap tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi semester II mampu tumbuh 5,4%, lalu sepanjang tahun ini 5,3%," terang Edimon. Masih tingginya konsumsi masyarakat karena meningkatkanya optimisme sektor swasta menyambut pemimpin baru. Semester I 2014, ADB mencatat, konsumsi swasta mencapai 60%.

Sedikit berbeda dengan ADB, ekonom Lembaga Penjamin Simpanan, Doddy Ariefianto meyakini, kenaikan harga BBM akan menekan pertumbuhan ekonomi. Alasannya, daya beli masyarakat semakin lemah setelah harga BBM naik. Mengingat, setiap kenaikan harga BBM mendongkrak inflasi,

Setiap kenaikan harga BBM sebesar Rp 1.000 per liter, akan menambah inflasi 0,5%-1%. "Makanya, kalau BBM naik Rp 1.000 per liter, inflasi akhir tahun bisa mencapai 6%, kalau Rp 3.000 per liter, inflasinya 8%," terang Doddy.

Pada saat bersamaan, kata Dody, pertumbuhan ekonomi melambat. Jika harga BBM naik Rp 1.000, pertumbuhan ekonomi  tahun ini bisa mencapai 5,2%-5,3%. "Kalau naiknya Rp 3.000, pertumbuhan ekonomi di bawah 5%, paling sekitar 4,8%," jelas Doddy.

Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Latif Adam, sepakat, kenaikan BBM akan menekan pertumbuhan ekonomi. Ini berkaca tahun 2013, saat BBM naik ekonomi hanya tumbuh 5,78%, turun dari tahun sebelumnya 6,2%. "Kalau harga BBM naik, ekonomi bisa tumbuh 5% itu sudah bagus," jelas Latif.

Inflasi juga naik setelah kenaikan BBM. Perhitungan Latif, setiap harga BBM naik Rp 1.000 per liter, inflasi bertambah 0,9%. Jadi, jika nanti naik Rp 3.000 per liter, inflasi hingga akhir tahun di atas 7%.

Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina, sependapat kenaikan harga BBM akan menekan perekonomian. Oleh karena itu, agar ekonomi tak tertekan, pemerintah harus menaikkan harga BBM Rp 3.000 per liter secara bertahap tahun ini dan tahun depan. "Harus dibagi, jangan langsung Rp 3.000," kata Dian.      


Berikut rangkuman proyeksi inflasi para ekonom:

- Doddy Ariefianto, Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan
Tiap kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 1.000 per liter, inflasi naik 0,5%-1%. Jika naik Rp 3.000 per liter, inflasi akhir tahun ini jadi 8%, sedangkan pertumbuhan ekonomi kurang 5% atau sekitar 4,8%.

- Lana Soelistyaningsih, Ekonom Samuel Aset Manajemen
Naiknya harga BBM Rp 3.000 per liter akan menambah inflasi 2%-3%, pertumbuhan ekonomi masih bisa 5,3%

- Antonius Prasetyantoko, Ekonom Bank Tabungan Negara
Tanpa kenaikan BBM, inflasi akhir tahun 4,9%

- Latif Adam, Ekonom LIPI
Kenaikan harga BBM Rp 1.000 per liter akan menambah inflasi 0,9%, jika naik Rp 3.000 per liter, inflasi menjadi 7% di akhir 2014. "Jika ekonomi tumbuh 5,3% setelah ada kenaikan BBM, itu sudah bagus," kata Latif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×