kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Ada virus Corona, penjualan produk Indonesia turun 25% -30% dalam dua bulan


Kamis, 05 Maret 2020 / 16:33 WIB
Ada virus Corona, penjualan produk Indonesia turun 25% -30% dalam dua bulan
ILUSTRASI. Begini cara Telkom (TLKM) mengantisipasi penyebaran virus corona di lingkungan kerja. DOK Telkom


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut dengan merebaknya wabah virus Corona menyebabkan penurunan penjualan produk sebesar 25% - 30% di Januari hingga Februari tahun ini.

"Penurunan penjualan sepertinya di motor dan mobil. Industri otomotif. Lalu juga turisme. Tapi kita lihat rata-rata semua menurun," jelas Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani saat ditemui pada Kamis (5/3).

Seiring dengan hal ini, pemerintah pun masih berusaha mencari terobosan untuk menanggulangi efek lebih lanjut. Untuk itu, Rosan pun meminta agar pemerintah memberikan kemudahan bagi pengusaha untuk mengimpor dari negara lain.

Baca Juga: Polda Sulsel gagalkan pengiriman 22.000 masker yang akan dikirimkan ke Malaysia

Menurutnya, ekspor dan impor memang sebaiknya diberi relaksasi, apalagi terkait dengan impor bahan baku dan bahan penolong yang masih mengalami kendala dari sisi persediaan.

Oleh karenanya, Rosan meminta kemudahan dalam rangka mencari substitusi impor meski diakuinya ini tidak mudah.

"Bentuk relaksasi yang diinginkan terkait dengan kemudahan perizinan dan insentif fiskal. Ini kita juga sedang bicarakan juga," tambah Rosan.

Lebih lanjut, Rosan juga mengatakan salah satu sektor yang masih mengalami kesulitan untuk impor adalah barang elektronik. Ini disebabkan oleh Indonesia memang kebanyakan mengimpor bahan baku elektronik untuk laptop dan layar besar dari negeri tirai bambu tersebut.

Baca Juga: Kartu pra kerja jadi stimulus di daerah yang ekonominya terdampak corona

Namun, kemudahan untuk impor ini disebut Rosan sebagai langkah jangka pendek. Sementara untuk jangka menengah panjangnya, Rosan melihat bahwa permasalahan keterbatasan impor bisa dilakukan dengan membangun industri substitusi impor.

Tak ketinggalan, Rosan juga mengapresiasi insentif-insentif yang telah diberikan oleh pemerintah dari sisi fiskal dan bank sentral dari sisi moneter. Ia juga menyebut bahwa saat ini Indonesia sudah memiliki Omnibus Law sebagai bentuk reformasi struktural.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×