kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada risiko pelemahan rupiah, inflasi 2018 bisa mendekati 3,8% atau lebih


Senin, 30 Juli 2018 / 20:23 WIB
Ada risiko pelemahan rupiah, inflasi 2018 bisa mendekati 3,8% atau lebih
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi sebesar 3,5%. Proyeksi ini lebih rendah dari realisasi inflasi tahun lalu yang tercatat 3,6%. Namun demikian, inflasi sampai akhir tahun ini bisa terpapar risiko sehingga realisasinya bisa di atas perkiraan.

Project Consultan Asian Development Bank Institute Eric Sugandi memperkirakan, inflasi akhir tahun ini ada di rentang 3,5%-3,8%. “Meski begitu, saya masih melihat lebih mendekati batas bawah,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (30/7).

Namun, Eric bilang, inflasi bisa saja mendekati 3,8% apabila nilai tukar rupiah terus melemah secara persisten. Hal ini termasuk dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga The Fed berikutnya dan risiko eskalasi perang dagang.

“Ini disebabkan oleh harga BBM nonsubsidi yang terus naik karena kenaikan harga minyak dunia. Maka inflasi bisa mendekati 3,8%,” ucapnya.

Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal juga mengatakan, potensi inflasi sampai akhir tahun bisa di rentang antara 3,5%-4%. Sebab, ada ancaman kekeringan yang berpotensi mendorong inflasi pangan ke depan. Sementara, pelemahan rupiah juga bisa mendorong kenaikan harga bahan pangan dan barang-barang manufaktur.

Selain itu, permintaan domestik juga sudah mulai naik sedikit demi sedikit .

Menyoal efek kenaikan harga minyak, Faisal mengatakan, kemungkinan akan diredam oleh pemerintah dengan menaikkan subsidi BBM, “Kecuali untuk BBM nonsubsidi seperti Pertamax,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×