kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pembatasan BBM subsidi, Bappenas ramalkan inflasi 2012 lebih dari 5,3%


Minggu, 08 Januari 2012 / 18:00 WIB
Ada pembatasan BBM subsidi, Bappenas ramalkan inflasi 2012 lebih dari 5,3%
ILUSTRASI. Kian terjangkau, harga mobil bekas BMW seri 3 kini dari Rp 60 juta awal tahun


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Edy Can


JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan, inflasi 2012 akan melampaui asumsi pemerintah yang sebesar 5,3% jika pembatasan bahan bakar minyak (BBM) subsidi diberlakukan. Pasalnya, asumsi inflasi tersebut belum memperhitungkan dampak pembatasan BBM subsidi yang rencananya akan berlaku pada April 2012 mendatang.

Prasetijono Widjojo, Deputi Bidang Ekonomi Bappenas meramalkan inflasi 2012 akan diatas 5,3% bila ada pembatasan BBM subsidi. "Target 5,3% itu tanpa tambahan kenaikan inflasi dari BBM 0,8%. Jadi belum memperhitungkan BBM," ungkap Prasetijono, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati memperkirakan pembatasan BBM subsidi akan menambah beban inflasi sebesar 0,8%.

Selain itu, Prasetijono memperkirakan rencana kenaikkan tarif dasar listrik (TDL) juga akan memberikan sumbangan inflasi meski tidak terlalu besar. Menurut perkiraannya, inflasi bisa melejit hingga 6,1%.

Bukan hanya itu, Bappenas juga memperkirakan inflasi bisa melejit akibat cuaca ekstrim. Prasetijono mengatakan, cuaca ekstrim bisa membuat pasokan tersendat sehingga harga pangan naik.

Namun, Prasetijono mengatakan, pemerintah akan mendorong perbaikan kebijakan terhadap stabilisasi harga dan pasokannya. "Dari APBN 2012 terhadap volatilitas harga pangan bisa dijaga namun waspada terhadap kenaikan energi dan pangan," jelasnya.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) pernah menghitung apabila tahun ini pemerintah jadi menaikkan harga TDL, maka sumbangannya terhadap inflasi hanya sebesar 0,18%. Djamal, Deputi Didang Statistik Distribusi Jasa Badan Pusat Statistik mengatakan, hitungan itu berdasarkan asumsi apabila TDL naik sebesar 10% bagi pelanggan diatas 450 Volt Ampere pada April 2012.

Djamal juga memperkirakan kenaikan TDL dapat menyebabkan efek lanjutan seperti kenaikan biaya produksi dalam usaha masyarakat. "Kalau kenaikan TDL pasti bebannya terhadap biaya produksi untuk usaha akan terpengaruh. Dampaknya ada, tetapi belum menghitung secara rinci,” ujarnya.

Namun ekonom Standart Chartered Eric Alexander Sugandhi memiliki prediksi yang jauh lebih optimistis. Dia yakin, inflasi masih akan berada di angka moderat yakni 5%.

Dia beralasan, sumbangan pembatasan BBM subsidi terhadap inflasi tidaklah sebesar apabila harga BBM itu dinaikkan. Selain itu, dia mengatakan, penerapan pembatasan BBM subsidi masih di sekitar Jawa-Bali.

Dia mengatakan, inflasi tahun ini masih bisa dipertahankan di kisaran 5% karena sumbangan inflasi dari imported inflation akibat nilai tukar rupiah juga tidak akan besar. Dia mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia akan membaik karena adanya investment grade, sehingga volatilitas nilai tukar bisa terjaga.

Dia yakin, second round effect dari pembatasan BBM subsidi masih bisa dikendalikan. "Jadi tekanannya tidak terlalu besar, inflasi masih moderat dan kami lebih optimistis," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (8/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×