kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada pejabat dapat vaksin booster, PKS: Pak Jokowi harus tegaskan aturan


Rabu, 25 Agustus 2021 / 17:37 WIB
Ada pejabat dapat vaksin booster, PKS: Pak Jokowi harus tegaskan aturan
ILUSTRASI. Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 Moderna untuk disuntikkan kepada rekannya di RSUP Dr. M Djamil Padang, Sumatera Barat, Jumat (30/7/2021). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/wsj.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyoroti sejumlah pejabat yang mendapatkan booster vaksin virus corona (Covid-19). Mardani menyebut hal itu bertentangan dengan aturan yang ada. 

Pasalnya, pemberian booster vaksin Covid-19 hanya dilakukan untuk tenaga kesehatan yang memiliki risiko tinggi. "Pak Jokowi (Joko Widodo) perlu menegaskan aturan dengan tegas. Jika perlu diberi teguran," ujar Mardani saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (25/8).

Sebelumnya di tengah kunjungan Presiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kalimantan Timur, terdapat perbincangan di antara pejabat. Pejabat tersebut mengaku telah mendapatkan suntikan ketiga atau booster vaksin.

Baca Juga: UPDATE vaksinasi Covid-19 per 25 Agustus: Ada penambahan vaksinasi 996.030 dosis

Kebanyakan mendapatkan booster vaksin menggunakan vaksin Nusantara yang masih belum mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)). Sementara Gubernur Kalimantan Timur yang hadir saat itu mengaku mendapatkan booster vaksin Moderna yang sebenarnya ditujukan bagi tenaga kesehatan.

Mardani menyebut pejabat yang mendapat booster tersebut harus malu atas apa yang telah dilakukan. Pasalnya pemberian vaksin masih belum dilakukan menyeluruh di Indonesia.

"Mestinya kita malu mendapatkan yang ketiga sementara masih banyak rakyat Indonesia di beberapa tempat belum dapat vaksin pertama," terangnya.

Sebagai informasi, saat ini di Indonesia penerima dosis pertama vaksinasi masih sebanyak 59,01 juta orang. Angka itu masih belum setengah dari target vaksinasi sebanyak 208,26 juta orang.

Selanjutnya: Menkes sebut sudah 34% tenaga kesehatan mendapat vaksin booster

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×