kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada La-Nina, SPI Sebut Petani Jagung hingga Buah-Buahan Rawan Merugi


Rabu, 27 Maret 2024 / 18:22 WIB
Ada La-Nina, SPI Sebut Petani Jagung hingga Buah-Buahan Rawan Merugi
ILUSTRASI. Saat La Nina tiba, petani jagung, tembakau hingga buah-buahan berpotensi mengalami kerugian besar. Pasalnya komoditas ini tidak tahan air.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. El-Nino pergi, digantikan dengan badai La Nina atau hujan ekstrem. Dengan demikian, sektor pertanian kembali hadapi tantangan anomali cuaca. 

Ketua Pusat Perbenihan, Serikat Petani Indonesia (SPI), Kusnan mengatakan pada saat La Nina tiba, petani jagung, tembakau hingga buah-buahan berpotensi mengalami kerugian besar. Pasalnya komoditas ini tidak tahan air. 

"Seperti tahun 2021-2022 saat ada La Nina komoditas ini gagal panen karena terendam air akibatnya petani banyak merugi," kata Kusnan pada Kontan.co.id, Rabu (27/3). 

Kerugian diperparah lantaran komoditas tersebut tidak termasuk komoditas yang bisa dikabver dengan asuransi pertanian. Kata Kusnan, asuransi pertanian selama ini hanya dikhususkan pada komoditas padi saja. 

Ia berharap agar pemerintah bisa memberikan program puso agar petani bisa mendapatkan ganti modal usaha. 

"La Nina memang membawa dampak baik ke padi karena bisa tanam 3 kali, tapi tidak dengan jagung dan holtikultura karena rawan gagal panen," ungkap Kusnan. 

Baca Juga: Bapanas Siapkan Langkah Antisipasi Hadapi Anomali Cuaca La Nina

Sebelumnya, Kepala Biro Perencanaan, Kerjasama dan Humas (Bapanas), Budi Waryanto mengatakan terkait La Nina ini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan manajemen tanam yang disesuaikan dengan prediksi BMKG. 

Bapanas sudah memberikan perhatian khusus pada daerah sentra pertanian yang bisa terdampak La Nina salah satunya sentra komoditas holtikultura. 

Selain itu, Bapanas juga menyiapkan bantuan cool storage atau mesin pendingin di daerah sentra produksi, Dengan begitu saat musim panen serentak produk holtikura ini tidak cepat membusuk. 

"Kami juga sedang menambah cool storage ke wilayah konsumen, karena holtikultura kan sifatnya mudah rusak," jelas Budi.  

Menurutnya, dengan manajemen penanaman yang baik dan dibantu dengan teknologi, dampak La Nina terhadap beberapa komoditas pangan dapat teratasi. 

Dengan begitu, masyarakat tetap mendapatkan kepastian stok dan harga yang tetap terjangkau. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×