Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi. Terbaru, kasus terjadi di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Sekolah SDN 11 Manggemaci Kota Bima, Hartuti menjelaskan bahwa kasus ini terjadi karena ada keterlambatan konsumsi paket MBG, sehingga mengakibatkan keracunan pada beberapa orang.
Menurut Hartuti pada korban ini juga bukan siswa aktif di SDN 11. Mereka di antaranya adalah penjaga sekolah bersama 4 anggota keluarganya yang memang mengonsumsi MBG pada sore dan malam hari atau sudah lewat dari batas jam ketentuan mengonsumsi makanan tersebut.
"Akibatnya, Ia bersama 4 anggota keluarganya dilarikan ke RSUD Kota Bima pada Rabu malam kemarin," kata Hartuti dalam keterangan resminya, Rabu (15/10/2020).
Korban lainnya yaitu guru SDN 11 yang juga membawa MBG ke rumah dan dikonsumsi oleh suaminya pada keesokan harinya. Alhasil, ada gejala gangguan kesehatan berupa mual dan diare dialami oleh 2 anggota keluarganya pada Kamis, (9/10/2025).
Baca Juga: Kasus Keracunan MBG Tembus 10.000 Korban, JPPI Minta MBG Dihentikan Semetara
“Jadi pasien yang dirawat merupakan keluarga security dan guru, bukan siswa aktif, dan hingga saat itu belum ada laporan tambahan dari orang tua siswa lainnya,” ujar Hartuti.
Sementara itu, menurut Kepala SPPG Kota Bima Mpunda Sadia 2, Yusuf, berdasarkan hasil koordinasi dengan Puskesmas Mpunda, Dinas Kesehatan, dan Intelkam Polres, penyebab gangguan kesehatan diduga bukan berasal dari proses pengolahan di dapur SPPG.
“Hasil penelusuran menunjukkan bahwa makanan disimpan dan kemudian dikonsumsi lebih dari batas waktu aman konsumsi, bahkan sampai keesokan harinya sebelum dimakan,” jelas Yusuf.
Analisis sementara menunjukkan bahwa terdapat keterlambatan konsumsi MBG yang melebihi waktu aman konsumsi (4-6 jam) sejak siap didistribusikan.
Pihak SPPG berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman seluruh pihak agar menaati aturan terkait waktu konsumsi MBG.
Yusuf juga meminta agar seluruh sekolah penerima manfaat MBG mengonsumsi hidangan itu di sekolah, dan tidak membawa pulang.
Baca Juga: Keracunan MBG Terjadi di NTT, BGN Hentikan Operasional SPPG Kota Soe
“Kami berusaha memperkuat pengawasan dan komitmen terhadap keamanan pangan MBG. Kesehatan penerima manfaat tetap menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Sementara, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati berharap semua komponen yang berkaitan erat dengan Program MBG bisa memahami dan menerapkan SOP yang ada.
"BGN berusaha agar Program MBG di seluruh lokasi berjalan dengan baik dan zero accident. Maka dari itu, kami berharap agar seluruh pihak bisa menerapkan SOP yang sudah ditetapkan," ujarnya.
Ia juga menegaskan agar media bisa memberikan informasi yang akuntabel kepada masyarakat.
"Kami juga menghimbau agar media bisa menyajikan berita sesuai dengan fakta di lapangan, sehingga masyarakat tidak terpengaruh informasi yang keliru," pungkas Hida.
Baca Juga: BGN Perintahkan SPPG Siapkan Dua Jenis Lauk Setiap Hari untuk Menu MBG
Selanjutnya: Cek Kumpulan Link Twibbon Hari Pangan Sedunia atau World Food Day 2025
Menarik Dibaca: PPG Prajabatan 2025 Calon Guru Resmi Dibuka, Begini Cara Daftar dan Jadwal Seleksinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News