kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.280   30,00   0,18%
  • IDX 6.740   -62,76   -0,92%
  • KOMPAS100 995   -10,45   -1,04%
  • LQ45 768   -8,34   -1,07%
  • ISSI 211   -1,29   -0,61%
  • IDX30 399   -3,14   -0,78%
  • IDXHIDIV20 481   -2,75   -0,57%
  • IDX80 112   -1,22   -1,07%
  • IDXV30 118   -0,28   -0,23%
  • IDXQ30 131   -1,11   -0,84%

Ada kepentingan Demokrat dibalik uang suap Rudi


Senin, 09 Desember 2013 / 16:13 WIB
Ada kepentingan Demokrat dibalik uang suap Rudi
ILUSTRASI. Berikut beragam fungsi ekor terhadap fungsi tubuh kucing.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Deviardi alias Ardi, pelatih golf mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini melalui pengacaranya Effendi Saman mengatakan bahwa dibalik uang suap kepada Rudi terdapat kepentingan partai Demokrat.

Menurut Effendi, kejadian ini merupakan praktik mafia migas. Berdasarkan penuturan kliennya dan informasi dari Rudi saat memberikan kesaksian dengan terdakwa Ardi di mana ditemukan adanya kebutuhan untuk mendapatkan sumber daya ekonomi kepentingan partai politik tertentu.

"Kita tahu empat nama yang disebut Deviardi dan Rudi itu semua dari Partai Demokrat. Artinya apa? Tidak salah jika Deviardi mengatakan bahwa uang itu ada kepentingan lain yaitu kepentingan partai," ungkapnya kepada wartawan di Kantor KPK, Jakarta, Senin (9/12).

Meski demikian, dia mengaku bahwa kliennya  belum mendengar langsung bahwa uang tersebut untuk partai tertentu. Namun, dalam persidangan dengan terdakwa Simon Gunawan Tanjaya, Ardi membenarkan BAP yang menyebutkan bahwa Widodo dekat dengan orang-orang Istana seperti Dipo Alam dan putra orang nomor satu Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas pun turut disebut.

Rudi dan Ardi pun turut memberian kesaksian dengan menyebutkan keterlibatan Sutan Bhatorgana dan Tri Yulianto terkait permintaan Tunjangan Hari Raya (THR) oleh Komisi VII DPR RI. "Kalau lihat semua yang terlibat adalah petinggi Partai Demokrat. Saya, Deviardi dan Rudi melihat kenapa Widodo membicarakan petinggi Demokrat, berarti indikasi itu kuat," tambah dia.

Lebih lanjut Effendi berjanji pihaknya akan mengungkapkan hal tersebut dalam persidangan nanti. "Kita nanti bicarakan di persidangan karena tidak mungkin saya mengatakan sekarang," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×