Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Deviardi alias Ardi, pelatih golf mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini melalui pengacaranya Effendi Saman mengatakan bahwa dibalik uang suap kepada Rudi terdapat kepentingan partai Demokrat.
Menurut Effendi, kejadian ini merupakan praktik mafia migas. Berdasarkan penuturan kliennya dan informasi dari Rudi saat memberikan kesaksian dengan terdakwa Ardi di mana ditemukan adanya kebutuhan untuk mendapatkan sumber daya ekonomi kepentingan partai politik tertentu.
"Kita tahu empat nama yang disebut Deviardi dan Rudi itu semua dari Partai Demokrat. Artinya apa? Tidak salah jika Deviardi mengatakan bahwa uang itu ada kepentingan lain yaitu kepentingan partai," ungkapnya kepada wartawan di Kantor KPK, Jakarta, Senin (9/12).
Meski demikian, dia mengaku bahwa kliennya belum mendengar langsung bahwa uang tersebut untuk partai tertentu. Namun, dalam persidangan dengan terdakwa Simon Gunawan Tanjaya, Ardi membenarkan BAP yang menyebutkan bahwa Widodo dekat dengan orang-orang Istana seperti Dipo Alam dan putra orang nomor satu Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas pun turut disebut.
Rudi dan Ardi pun turut memberian kesaksian dengan menyebutkan keterlibatan Sutan Bhatorgana dan Tri Yulianto terkait permintaan Tunjangan Hari Raya (THR) oleh Komisi VII DPR RI. "Kalau lihat semua yang terlibat adalah petinggi Partai Demokrat. Saya, Deviardi dan Rudi melihat kenapa Widodo membicarakan petinggi Demokrat, berarti indikasi itu kuat," tambah dia.
Lebih lanjut Effendi berjanji pihaknya akan mengungkapkan hal tersebut dalam persidangan nanti. "Kita nanti bicarakan di persidangan karena tidak mungkin saya mengatakan sekarang," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News