kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ada beasiswa Rp 200 miliar bagi warga miskin


Kamis, 16 September 2010 / 17:16 WIB
Ada beasiswa Rp 200 miliar bagi warga miskin


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kementerian Pendidikan Nasional mencatat jumlah masyarakat miskin yang kuliah di perguruan tinggi meningkat dalam dua tahun terakhir. Jika pada 2008 lalu, jumlah warga miskin yang kuliah sebesar 4,19% dari total populasi masyarakat miskin maka tahu lalu naik menjadi 6,19%.

Tahun ini, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh menargetkan bisa mendongkrak jumlah warga miskin yang kuliah hingga 10% dari total populasi masyarakat miskin. "Kami sudah siapkan kuota nasional 20.000 beasiswa tahun ini. Diharapkan tahun depan bisa bertambah lagi, supaya gap antara yang sangat miskin dan kaya bisa semakin kecil," ujar Nuh, Rabu, (15/9).

Bea siswa yang diberi nama Beasiswa Bagi Calon Mahasiswa Berprestasi dari Keluarga Kurang Mampu (Bidik Misi) dianggarkan sebesar Rp 200 miliar. Jika dirata-rata maka per anak dalam setahun bakal mendapat beasiswa senilai Rp 10 juta.

Beasiswa ini merupakan satu dari tiga skenario yang disiapkan Kementerian Pendidikan Nasional untuk meningkatkan partisipasi warga miskin di perguruan tinggi. Skenario kedua, mendorong perguruan tinggi menyediakan kuota khusus bagi masyarakat dari keluarga kurang mampu. Terakhir, mengajak perusahaan melalui program CSR (corporate social responsibility) membuka kantong tersendiri untuk memberi beasiswa.

Untuk skenario ketiga ini, Kementerian Pendidikan Nasional ingin memfasilitasi perusahaan yang mencari data calon penerima beasiswa. "Kami sediakan informasi, ini lho anak-anak yang membutuhkan beasiswa, semacam pemetaan. Kalau perusahaan perlu bisa ambil pada kami," katanya.

Pengamat pendidikan Education Forum Suparman berpendapat, pemberian beasiswa untuk masyarakat miskin idealnya jangan dipatok pada kriteria berprestasi semata. Sebab, "Banyak anak yang secara akademik tidak berprestasi menurut standar yang ditentukan tapi memiliki motivasi kuat untuk masuk perguruan tinggi, " katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×