kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada 5.277 Kasus Covid-19 Omicron di Indonesia 20 Februari 2022, Apa Saja Gejalanya?


Senin, 21 Februari 2022 / 16:32 WIB
Ada 5.277 Kasus Covid-19 Omicron di Indonesia 20 Februari 2022, Apa Saja Gejalanya?
ILUSTRASI. Ada 5.277 Kasus Covid-19 Omicron di Indonesia 20 Februari 2022, Apa Saja Gejalanya?


Sumber: covid19.go.id,Sehat Negeriku,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus corona varian Omicron menyebabkan kasus Covid-19 melonjak tinggi di Indonesia hingga 21 Februari 2022. Kasus Covid-19 Omicron yang resmi terdeteksi pun semakin banyak. Berikut sejumlah gejala yang sering dialami pasien Covid-19 Omicron.

Dilansir dari Kompas.com, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kasus Covid-19 akibat penularan varian Omicron tercatat 5.277 kasus hingga Senin 21 Februari 2022. Dari jumlah tersebut, mayoritas merupakan transmisi lokal. "Total Kasus Covid-19 akibat Omicron di Indonesia saat ini 5.227, 1.879 adalah Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dan 3.348 adalah non-PPLN atau transmisi lokal," kata Nadia, Senin (21/2).

Data Kemenkes juga mencatat kasus Covid-19 secara umum pada 20 Februari 2022 bertambah 48.484 kasus baru Covid-19. Dengan penambahan itu, total kasus Covid-19 saat ini mencapai 5.197.505, sejak kasus pertama diumumkan di Tanah Air pada 2 Maret 2020 lalu.

Jumlah penambahan kasus Covid-19 tersebut lebih sedikit dibandingkan pada 19 Februari 2022 sebanyak 59.384. Selain itu, kasus Covid-19 aktif sedikit melambat dengan penambahan di angka 15.448 per hari pada 20 Februari 2022.

Lalu pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit hingga 20 Februari 2022 masih bisa dikendalikan di angka 38% dari total kapasitas nasional, hanya meningkat 1% dari posisi sebelumnya di 37% pada Sabtu (19/2) kemarin.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, sebagian kasus Covid-19 di seluruh Indonesia adalah varian Omicron. Perbedaan data Omicron dengan Covid-19 biasa karena kendala deteksi.

Deteksi varian Omicron dengan menggunakan reagen khusus. Saat ini, deteksi tersebut hanya dibutuhkan untuk mendeteksi pola penyebaran.

Sedangkan reagen PCR adalah metode mendeteksi Covid-19 dengan metode S-gene target failure (SGTF) yang dapat memberikan indikasi awal pada hasil positif Covid-19 Omicron dalam waktu 4-6 jam. "Reagen khusus itu memang dibutuhkan untuk identifikasi Omicron, tapi sekarang karena sebagian besar saya rasa di seluruh Indonesia sudah Omicron ya tidak diperlukan lagi karena kita hanya perlu untuk menghitung, melihat deteksi penyebarannya seperti apa," jelas Budi.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Anak Indonesia Februari 2022 Naik, Ini Gejala dan Cara Menangani

Gejala Covid-19 Omicron

Dilansir dari Kompas.com, ada sejumlah gejala Covid-19 Omicron yang banyak terjadi. Gejala Covid-19 Omicron ini berdasarkan penelitian di Inggris.

Tim Spector peneliti dari ZOE Covid menggunakan aplikasi pelacak Covid-19 di Inggris untuk mencatat gejala yang dikeluhkan pasien Omicron. Sekitar 4,7 juta pengguna aplikasi dapat memasukkan gejala apa saja yang dialami, termasuk gejala klasik Covid-19 seperti demam, batuk, hingga anosmia atau hilangnya kemampuan mencium.

“Bukti yang ada menunjukkan bahwa orang yang telah menerima dua dosis vaksin biasanya menunjukkan gejala (Omicron) yang tidak terlalu parah, seperti sakit kepala, pilek, bersin, sakit tenggorokan, dan kehilangan kemampuan mencium," papar kepala eksekutif di Royal Society for Public Health, Christina Marriott.

Sementara ini, informasi terbaru yang tercatat di aplikasi ZOE Covid mengungkapkan lima ciri-ciri gejala Covid-19 Omicron teratas yang banyak dikeluhkan pasien, di antaranya sakit kepala, pilek, bersin-bersin, sakit tenggorokan, dan batuk.

Ciri-ciri gejala Covid-19 Omicron

1. Sakit kepala

Gejala Covid-19 Omicron yang banyak dikeluhkan pasien adalah sakit kepala. Sakit kepala diketahui merupakan salah satu gejala yang paling umum akibat infeksi Covid-19.

Riset tersebut juga menunjukkan sakit kepala akibat virus corona yang dirasakan pasien mulai dari:

  • Nyeri atau sakit kepala sedang hingga berat
  • Kepala terasa berdenyut, menekan, atau menusuk
  • Sakit kepala dapat terjadi di kedua sisi kepala
  • Sakit kepala berlangsung selama lebih dari tiga hari dan tidak mampu diobati dengan obat penghilang rasa sakit biasa

2. Pilek

Selama musim dingin di Inggris, pilek menjadi gejala Covid-19 Omicron kedua yang paling sering dilaporkan setelah sakit kepala. Setidaknya hampir 60 persen orang yang positif Covid-19 dengan gejala anosmia juga mengeluhkan pilek. Para peneliti menggarisbawahi saat tingkat infeksi rendah, kemungkinan besar pilek bukan disebabkan oleh virus corona, tetapi alergi.

3. Bersin-bersin

Ciri-ciri gejala Covid-19 Omicron yang ditemukan oleh tim peneliti selanjutnya adalah bersin-bersin. Gejala Covid-19 Omicron bahkan terjadi pada orang yang sudah divaksinasi Covid-19. Di sisi lain, tim menjelaskan bersin tidak selalu mengindikasikan infeksi varian Omicron tetapi bisa menandakan alergi maupun pilek biasa. "Meskipun banyak orang dengan Covid mungkin (bergejala) bersin-bersin, itu bukan gejala yang pasti karena bersin sangat umum," tulis para peneliti.

4. Sakit tenggorokan

Banyak pasien Omicron melaporkan bahwa mereka mengalami gejala atau menderita sakit tenggorokan yang kerap dialami saat pilek maupun radang tenggorokan. Studi ZOE Covid mencatat, gejala sakit tenggorokan akibat infeksi Covid-19 Omicron cenderung ringan dan berlangsung kurang dari lima hari.

Apabila sakit tenggorokan sangat menyakitkan, peneliti berkata mungkin menandakan kondisi kesehatan lainnya, untuk itu Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Berdasarkan data yang terkumpul, hampir setengah dari pasien Covid-19 mengalami sakit tenggorokan yang banyak terjadi pada usia 18 sampai 65 tahun.

5. Batuk

Batuk terus-menerus umumnya menandakan gejala Covid-19 Omicron. Akan tetapi, studi ini menunjukkan hanya sekitar empat dari 10 pasien yang merasakan batuk-batuk. Adapun gejala batuk yang berkaitan dengan infeksi Covid-19 Omicron biasanya batuk kering, bukan batuk berdahak.

Batuk gejala Covid-19 Omicron ini juga bisa berlangsung sekitar empat atau lima hari bergantung pada derajat penyakit. Apabila Anda mengalami batuk dan dibarengi dengan gejala Covid-19 lainnya, segera lakukan tes PCR maupun rapid test antigen.

Gejala Omicron di Indonesia

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat mengetahui gejala Covid-19 varian Omicron agar bisa melakukan pencegahan. Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat.

“Nanti kita akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi,” katanya dalam konferensi secara virtual, Kamis (27/1).

Gejala selanjutnya dari Covid-19 varian omicron adalah tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah, begitupun tingkat keparahannya juga lebih rendah. Sehingga pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (Isoman).

Itulah perkembangan kasus Covid-19 Omicron di Indonesia hingga 21 Februari 2022 dan gejala Omicron yang sering dikeluhkan para pasien. Mari patuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×