kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Covid-19 Anak Indonesia Februari 2022 Naik, Ini Gejala dan Cara Menangani


Senin, 21 Februari 2022 / 07:27 WIB
Kasus Covid-19 Anak Indonesia Februari 2022 Naik, Ini Gejala dan Cara Menangani
ILUSTRASI. Kasus Covid-19 Anak Indonesia Februari 2022 Naik, Ini Gejala dan Cara Menangani


Sumber: Kementerian Kesehatan RI,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia hingga Minggu 20 Februari 2022 masih tinggi. Sejak penemuan Omicron, banyak anak-anak yang terinfeksi Covid-19. Berikut gejala Covid-19 Omicron pada anak-anak dan cara menanganinya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia bertambah 48.484 pada 20 Februari 2022. Dengan penambahan itu, jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 hingga 20 Februari 2022 sebanyak 5.197.505 sejak pengumuman pertama pada Maret 2020.

Jumlah penambahan kasus Covid-19 tersebut lebih sedikit dibandingkan pada 19 Februari 2022 sebanyak 59.384. Selain itu, kasus Covid-19 aktif sedikit melambat dengan penambahan di angka 15.448 per hari pada 20 Februari 2022.

Lalu pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit hingga 20 Februari 2022 masih bisa dikendalikan di angka 38% dari total kapasitas nasional, hanya meningkat 1% dari posisi sebelumnya di 37% pada Sabtu (19/2) kemarin.

Di tengah gencarnya penularan Omicron, tren kasus infeksi Covid-19 pada anak-anak di Indonesia tengah juga meningkat. Dilansir dari Kompas.com, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendata per 24 Januari 2022, kasus Covid-19 pada anak masih di angka 676 kasus. Sepekan selanjutnya, 31 Januari 2022, jumlahnya sudah meningkat menjadi 2.775 kasus.  

Tren kasus positif pada anak kembali meningkat pada 7 Februari 2022, tercatat sudah ada 7.190 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di kalangan anak. 

"Kalau dibanding Januari 676 kasus menjadi 7.990 itu berarti sudah 1.000 persen lebih atau 10 kali lipat lebih," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, dikutip dari Kompas.com (10/2/2022). 

Baca Juga: Kasus Covid-19 20 Februari 2022 Turun Lagi, Gejala Omicron Harus Tetap Diwaspadai

Gejala Covid-19 Omicron pada anak

Kompas.com juga memberitakan, ciri-ciri gejala Covid-19 Omicron pada anak relatif mirip dengan flu karena biang penyakit ini menyerang saluran pernapasan atas. Piprim Basarah Yanuarso menyebutkan, gejala anak terinfeksi virus corona varian Omicron yang kerap dilaporkan, antara lain:

  • Batuk
  • Pilek
  • Sakit tenggorokan
  • Badan demam

“Kalau ketemu anak batuk, pilek, anget (panas badan), waspada tertular varian (Omicron) ini," jelas Piprim.

Ia menyarankan para orangtua yang anaknya positif Covid-19 jangan panik. Para orangtua disarankan untuk melakukan layanan telekonsultasi sembari memantau tanda bahaya yang dialami anak. Selain itu, Piprim juga meminta orangtua tidak sembarangan memberikan obat saat anak positif Covid-19.

“Obat (terapi) Covid-19 hanya diberikan oleh dokter. Obat hanya diberikan pada yang bergejala sedang dan berat atau kalaupun gejala ringan disertai dengan komorbid," ucap dia.

Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting mengakui lonjakan Covid-19 Omicron juga terjadi pada anak-anak. "Situasi ini terjadi sebagai dampak dari penyebaran virus corona SARS-CoV-2 varian Omicron yang lebih mudah menular ketimbang varian sebelum nya seperti Delta , Betha, atau Alpha kata Alex, sabtu (20/2/2022). 

Meski jumlah anak yang terpapar Covid-19 Omicron cukup tinggi, Alex menyebut, rata-rata kondisinya baik atau hanya bergejala ringan.

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat kebanyakan gejala Covid-19 Omicron yang dilaporkan pada anak-anak menyerupai gejala influenza, misalnya batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan demam ringan mulai 37-38 derajat C. 

"Ciri-ciri gejala Covid varian Omicron pada anak relatif mirip dengan influenza, karena penyakit ini sama sama menyerang saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah (pneumonia). Bila terjadi perburukan dengan demam, sesak napas, dan desaturasi oksigenasi," terang dia. 

Kondisi gejala yang menyerupai influenza ini membuat banyak orang yang tidak menyadari bahwa anak sebenarnya tengah terinfeksi Covid-19 Omicron.  "Orangtua sering terkecoh dengan batuk flu. Tetapi bila satu keluarga ayah, ibu, dan anak anak dengan gejala yang sama maka waspadalah Covid dengan varian Omicron," kata Alex. 

Infeksi Covid-19 Omicron pada anak bisa tetap terjadi sekalipun kedua orantuanya sudah mendapatkan vaksinasi lengkap dan booster. Vaksinasi bukan jaminan seseorang kebal terhadap virus dan tidak bisa menyebarkannya ke orang lain. Vaksinasi hanya upaya mencegah terjadinya keparahan akibat infeksi. 

Kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci utama agar seseorang tidak tertular dan menularkan Covid-19 Omicron. "Kendatipun orangtua sudah vaksinasi lengkap, tidak jaminan tidak terjadi infeksi. Apalagi sering tidak memakai masker, kumpul-kumpul, terima tamu, dan tidak cuci tangan," ungkap Alex. 

Penanganan anak positif Covid-19 Omicron 

Alex mengingatkan, orangtua yang anaknya terpapar Covid-19 Omicron agar tidak panik dan menangani gejalanya sesuai dengan tingkat keparahannya. Artinya, jika gejala Covid-19 Omicron yang muncul pada anak adalah ringan, maka cukup dilakukan perawatan di rumah (isolasi mandiri) dan proses pengobatan dilakukan dengan metode telemedisin. 

Namun, jika gejala Covid-19 Omicron pada anak berat dan  kondisinya sudah lebih mengkhawatirkan, orangtua sebaiknya harus segera membawa anak ke rumah sakit atau berkonsultasi pada dokter yang dapat membaca kondisi sang anak. 

"Jika demam tinggi, napas cuping hidung, sesak, batuk berdahak sebaiknya rujuk ke RS yang merawat Covid Anak. Orangtua tidak boleh panik dan tidak boleh cemas, harus konsultasi dengan dokter dan jangan dengar nasihat orang orang yang mengaku ahli virus atau ahli pandemi dadakan," jelas Alex

Terkait dengan keterisian rumah sakit karena pasien Covid-19, Alex menyebut, memang benar terjadi di sejumlah daerah. Peningkatan yang terjadi itu akibat makin banyaknya kasus infeksi pada orang dewasa juga anak-anak. 

"Di daerah aglomerasi Jabodetabek terjadi kenaikan BOR untuk dewasa dan anak yaitu tingkat BOR tertinggi dicetak DKI Jakarta yang mencapai 66 persen. Diikuti oleh Bali yang memiliki BOR 45 persen, Banten sebesar 39 persen, dan Jawa Barat mencapai 32 persen," terang Alex.

Mencegah anak positif Covid-19 Omicron

Untuk mencegah anak dari Covid-19 Omicron, Piprim Basarah Yanuarso, menyarankan para orangtua tidak membawa anak ke keramaian di tengah lonjakan kasus Covid-19, terutama varian Omicron yang gampang menular. “Saat ini sangat tidak disarankan membawa anak ke keramaian, ke mal, pusat perbelanjaan, nonton bioskop apalagi, yang kemudian berada dalam lingkungan dengan ventilasi yang tertutup," kata Piprim Basarah Yanuarso.

Menurut Piprim Basarah Yanuarso, meskipun banyak anak yang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala, namun anak juga berisiko menularkan Covid-19 ke pada orang sekitarnya dan kelompok rentan. Selain itu, infeksi virus corona juga bisa menyebabkan gejala berat sampai mematikan bagi anak yang memiliki daya tahan tubuh lemah, memiliki penyakit penyerta (komorbid), dan belum divaksinasi Covid-19.

Untuk itu, ia juga menyarankan anak yang belum disuntik vaksin Covid-19 untuk segera divaksinasi. "Karena itu penting vaksin ke anak. Enggak ada gejala apa-apa nanti anak bisa menularkan ke mana-mana," ujar dia.

Itulah perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia dan kondisi anak-anak Indonesia yang banyak terserang Omicron. Mari patuhi protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×