Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Berbekal pengalaman menjabat selama dua tahun, mantan menteri Perindustrian Saleh Husin menyampaikan sejumlah tantangan yang masih dihadapi Kementerian Perindustrian kepada menteri yang baru, Airlangga Hartarto.
Yang pertama, menyoal pertumbuhan industri nasional di tengah perekonomian global yang masih belum begitu baik. Saleh mengatakan, perlu kerja kerjas dari dari kementerian, stakeholder, maupun masyarakat untuk membenahi hal ini. "Tanpa bahu-membahu, jangan berharap industri kita bisa tumbuh," katanya.
Kedua, meneruskan tugas dari Presiden soal hilirisasi industri supaya ekspor bahan baku berkurang dan ekpsor barang baku meningkat. "Kita harus lakukan hilirisasi agar yang kita jual itu produk jadi sehingga selain memberj tambah tapi juga membuka lapangan kerja," kata dia.
Ketiga, menyediakan energi untuk industri dengan harga yang kompetitif. Keempat, menurunkan biaya logistik.
Kelima, membereskan masalah pembiayaan dengan menurunkan suku bunga acuan. Pasalnya dibandingkan negara lain, bunga bank Indonesia termasuk tinggi. "Dengan bunga bank yang tinggi sulit memiliki produk dengan daya yang saing tinggi," kata Saleh.
Keenam, soal birokrasi pemberian insentif. Selama ini Kementerian Perindustrian mengalami kesulitan menarik investasi karena pemberian insentifnya ditentukan di instansi lain.
"Ini yang menjadi tantangan utama. Kita berbusa2 ngomong ke investor. Kemudian ditanya investor, "Mana insentif yang dijanjikan waktu itu?" Tapi kemudian yang memutuskan tempat lain," pungkas Saleh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News