kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

50 daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes: Hartono bersaudara tetap di posisi 1


Kamis, 05 Desember 2019 / 10:52 WIB
50 daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes: Hartono bersaudara tetap di posisi 1
ILUSTRASI. Prajogo Pangestu -?President Commissioner; Komisaris Utama; Presiden Komisaris?PT Barito Pacific Tbk BRPT


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Rabu (4/12) lalu, Forbes melansir daftar 50 orang terkaya Indonesia. Seperti apa posisinya?

Forbes menulis, pada Mei lalu, Indonesia memilih kembali presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk masa pemerintahan kedua. Mereka berharap Jokowi dapat mengarahkan negara melalui hambatan perdagangan global yang membantu menjaga perekonomian Indonesia tetap terkendali tahun ini.

Meskipun ekonomi mengalami perlambatan, 50 orang terkaya Indonesia yang didata Forbes berhasil menambah kekayaan gabungan dengan nilai mencapai US$ 5,6 miliar, yang menyentuh rekor US$ 134,6 miliar tahun ini.

Hampir setengah dari mereka yang masuk daftar Forbes mengalami kenaikan kekayaan. Hartono bersaudara tetap menduduki posisi nomor 1 selama 11 tahun berturut-turut, dengan kekayaan bersih US$ 37,3 miliar. Kenaikan nilai kekayaan mereka terjadi saat harga saham Bank Central Asia mereka melonjak.

Baca Juga: Warren Buffett gagal akuisisi, sinyal bahwa pasar saham sudah terlalu mahal?

Pengusaha dengan kenaikan nilai kekayaan terbesar sejauh ini adalah pengusaha petrokimia dan taipan energi Prajogo Pangestu. Posisinya melonjak tujuh peringkat ke posisi 3 daftar Forbes. Penyebabnya, harga saham Barito Pacific miliknya meroket seiring adanya peningkatan prospek permintaan akan daya yang dihasilkannya.

Forbes juga mencatat, ada lima nama baru yang masuk radar daftar 50 orang terkaya Indonesia. Di antaranya adalah penggemar Ferrari dan taipan konstruksi Donald Sihombing, yang mendirikan dan menjalankan perusahaan yang membangun hotel Four Seasons di Jakarta, Totalindo Eka Persada. Ada pula nama Winarko Sulistyo, yang menjual 45% saham produsen kertas kemasan, Fajar Surya Wisesa, ke Siam Cement Thailand pada bulan Mei senilai US$ 557 juta. (Saat ini, dia dan keluarganya masih memiliki 44% Fajar Surya.)

Baca Juga: Warren Buffett: Jangan bertaruh melawan Amerika

Tiga lainnya muncul menggantikan tempat para leluhur yang meninggal. Pendiri grup Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, yang meninggal pada Januari, meninggalkan kekayaannya yang besar bagi beberapa ahli waris yang sekarang dikelompokkan sebagai keluarga Widjaja di nomor 2 (tahun lalu Widjaja berada di posisi ke-3 dengan nilai kekayaan US$ 8,6 miliar). Keluarga Ciputra (nomor 25) mewarisi kekayaan US$ 1,3 miliar dari baron properti Ciputra, yang meninggal pada bulan November pada usia 88.

Keluarga Hamami di nomor 46 menggantikan almarhum Achmad Hamami, seorang mantan pilot jet, Grup Tiara Marga Trakindo yang merupakan distributor alat berat Caterpillar. Tokoh tekstil Iwan Lukminto kembali masuk daftar di posisi 50, setelah absen satu tahun, dengan nilai kekayaan US$ 585 juta.

Baca Juga: Warren Buffett: Berinvestasilah pada dirimu sendiri...

Sementara rupiah Indonesia dan pasar sahamnya naik masing-masing 1,5% dan 1,6% sejak daftar tahun lalu, 20 miliarder Indonesia kembali mengalami penurunan dalam nilai bersihnya. Yang menonjol di antara mereka adalah Susilo Wonowidjojo, yang nilai kekayaannya turun sebesar US$ 2,6 miliar dan tergelincir ke posisi 4 dari posisi 2. Saham produsen rokok kreteknya Gudang Garam turun setelah pemerintah mengatakan pada bulan September tahun depan akan menaikkan harga rokok dan meningkatkan cukai rokok pajak sebesar 23%.

Baca Juga: Bos Louis Vuitton ancam posisi Jeff Bezos dan Bill Gates sebagai orang terkaya dunia

Metodologi

Daftar ini disusun menggunakan informasi kepemilikan saham dan keuangan yang diperoleh dari keluarga dan individu, bursa efek, laporan tahunan dan analis. Peringkat tersebut mencantumkan kekayaan individu dan keluarga, termasuk yang dibagi di antara kerabat. Perusahaan swasta dinilai berdasarkan perusahaan serupa yang diperdagangkan secara publik. Kekayaan publik dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar pada 19 November 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×