Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - KARAWANG. Perum Bulog buka suara terkait 40% gabah kering panen (GKP) milik petani yang masih di beli dibawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 6.500/kg.
Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Perum Bulog Sudaryono mengakui saat ini memang masih ada beberapa gabah yang tidak dapat diserap seluruhnya oleh Bulog.
Namun demikian, dia menyabut gabah itu masih di beli di ambang batas HPP dan masih lebih besar jika dibandingkan HPP sebelumnya Rp 5.500/kg.
"Memang ada 40% dibeli di bawah Rp6.500, tapi saya sisir lagi yang 40% itu banyak di beli di atas Rp 6.000 artinya masih lebih tinggi dari HPP tahun sebelumnya," kata Sudaryono saat melakukan kunjungan di SPP Perum Bulog di Karawang, Kamis (15/5).
Sudaryono tidak menampik ada beberapa gabah yang memang di beli di bawang Rp 5.000 seperti di Sumatera Selatan, Bengkulu dan Papua Selatan.
Baca Juga: Sebagian Gabah Petani Dibeli di Bawah Rp 6.500, SPI Beberkan Sebabnya
Namun dia menegaskan porsinya masih sangat kecil. Bulog juga kini terus memperbanyak penyerapan saat panen raya sehingga petani lebih merata mendapat harga penjualan Rp 6.500/kg.
"Tapi saya ulangi, dari yang dibawah Rp6.500 tadi, porsi Rp6.000-6.500 itu porsinya besar, artinya so far itu masih lebih baik," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut sebanyak 40% gabah petani masih di dibeli di bawah HPP yang ditetapkan.
"Harga kami cek di lapangan bersama Bulog itu masih ada 40% di bawah HPP. Artinya apa? Ini harus terangkan," kata Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (14/5).
Untuk itu, menurut Amran pemerintah masih belum mempertimbangkan untuk mengeluarkan beras Stabilisasi Pangan dan Harga Pangan (SPHP) di pasaran maupun bantuan pangan.
Pasalnya, jika kebijakan ini dilakukan akan lebih menurunkan harga gabah di tingkat petani.
"Karena begitu kita keluarkan SPHP, harga akan kembali terpukul lagi dan ini turun," ujar Amran.
Baca Juga: Pemerintah Sewa Gudang Tambahan Kapasitas 1,1 Juta Ton untuk Serap Gabah Petani
Selanjutnya: Ekonomi Indonesia Lesu, Defisit APBN 2025 Diramal Lampaui Batas Aman
Menarik Dibaca: Tips Jaga Privasi di Era Digital dari AdaKami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News