kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

4 Strategi Sukses Jokowi Hadapi Pandemi: Ogah Lockdown hingga Manajemen Gas dan Rem


Jumat, 27 Januari 2023 / 04:05 WIB
4 Strategi Sukses Jokowi Hadapi Pandemi: Ogah Lockdown hingga Manajemen Gas dan Rem


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak COVID-19 melanda tahun 2020, pemerintah menerapkan sejumlah strategi untuk menghadapi pandemi. Menurut Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), ada empat strategi khusus yang dilakukan pemerintah dengan berbagai pertimbangan. 

Mengutip laman setkab.go.id, Jokowi menjelaskan, strategi pertama yang diambil pemerintah adalah melakukan manajemen makro dan mikro secara efektif sehingga semua pihak ikut serta menangani pandemi COVID-19.

“Saya melihat semuanya kita ini bekerja karena tertekan oleh persoalan, tertekan oleh masalah, semuanya bekerja. Itu yang tidak saya lihat sebelum-sebelumnya,” ujar Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Tahun 2023, di Gedung AA Maramis, Jakarta, Kamis (26/01/2023).

Menurutnya, Indonesia dan seluruh negara belum memiliki pengalaman dalam mengatasi pandemi. Dia lantas bercerita, pada saat sebagian besar menteri menyarankan untuk melakukan lockdown, Jokowi memiliki pertimbangan lain.

Baca Juga: Sri Mulyani: Indonesia Bisa Deklarasikan Pandemi Covid-19 Selesai di Tahun Ini

“Hitungan saya, dalam 2 atau 3 minggu rakyat sudah enggak bisa memiliki peluang yang kecil untuk mencari nafkah, semuanya ditutup, negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat, apa yang terjadi? Rakyat pasti rusuh. Itu yang kita hitung sehingga kita putuskan saat itu tidak lockdown,” ungkap Jokowi.

Strategi kedua adalah sinergi dan kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga TNI dan Polri. Hal tersebut dapat terlihat dari jumlah vaksin COVID-19 yang telah disuntikkan kepada masyarakat yang sudah mencapai 448 juta suntikan.

“Itu semuanya bisa kita lakukan dan kita melihat TNI dan Polri betul-betul bekerja melampaui tugas intinya. Ke kampung-kampung ngajakin rakyat untuk mau divaksin, bukan pekerjaan yang mudah,” jelasnya.

Baca Juga: Menkes Tegaskan Booster Kedua Masih Diberikan Gratis Pada Masyarakat

Strategi ketiga adalah melakukan manajemen “gas dan rem” dalam rangka menyeimbangkan penanganan di sektor kesehatan dan pemulihan ekonomi. 

Menurut Jokowi, langkah tersebut bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Sebab, begitu hitungan salah sedikit, ekonomi akan jatuh. 

"Tetapi begitu gasnya terlalu kencang juga pandeminya bisa naik. Itulah yang kita lakukan menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi yang semuanya menekan manajemen negara, tidak mudah,” ujarnya.

Lantas, apa strategi keempat pemerintah?

Adapun strategi keempat adalah pemerintah melakukan keputusan dan kecepatan bertindak dalam menangani pandemi COVID-19.

“Kita harus melakukan keputusan dan cepat bertindak, ini yang juga tidak mudah. Kecepatan bertindak sesuai dengan data-data lapangan yang ada, tidak mudah,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×