kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

4 Hal berbeda dalam upacara 17 Agustus pagi ini


Rabu, 17 Agustus 2016 / 07:05 WIB
4 Hal berbeda dalam upacara 17 Agustus pagi ini


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA.  Istana Kepresidenan kembali menggelar upacara bendera untuk menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 yang jatuh tepat pada Rabu (17/8) ini. Upacara ini rutin digelar setiap tahunnya. Namun, ada empat hal yang berbeda dalam upacara yang akan dilangsungkan pagi ini. Apa saja itu?

1. Bendera Pusaka akan diperlakukan berbeda

Pada upacara kemerdekaan sebelumnya, bendera pusaka hanya diletakkan di depan Presiden selama upacara bendera berlangsung. Kali ini, sang merah putih akan diarak dari Monumen Nasional (Monas) ke Istana.

Arak-arakan bendera pusaka tersebut dapat disaksikan masyarakat umum. Presiden ingin agar simbol negara dapat disaksikan sekaligus dihormati oleh masyarakat.

"Biasanya kan sesuatu yang dihormati kan dibikin seremoni. Nah, inilah seremoninya," kata Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala. 

2. Tamu khusus

Upacara kali ini juga akan berbeda karena Jokowi mengundang sejumlah tamu khusus. Mereka adalah sosok-sosok inspirator pembangunan di masyarakat, para juara olimpiade matematika dan sains, serta para pelajar yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan taman kanak-kanak.

Presiden mengundang mereka bukan tanpa alasan yang kuat. Presiden ingin mereka menjadi simbol perjuangan bangsa. Inspirator pembangunan masyarakat itu, seperti suster apung di Nusa Tenggara Timur, lulusan UI yang membuka sekolah Paket A,B dan C di Jakarta dan sebagainya.

"Mereka itu pahlawan masyarakat. Inspirator pembangunan di grass root. Orang-orang yang kayak begitu saat ini sedang kami inventarisir," ujar Djumala.

Untuk para juara olimpiade matematika dan sains, Presiden ingin agar kedatangan mereka dapat menjadi bukti bahwa negara memperhatikan nasib mereka juga.

"Dengan kami mengundang mereka, minimal kita semua tahu mereka. Nanti juga kan ada dialog antara Presiden dengan mereka, siapa tahu pemerintah punya program untuk mereka-mereka itu," ujar dia.

Sementara, undangan bagi siswa TK dan SD ke Istana diharapkan mendorong tumbuh kembang semangat mereka dalam menempuh pendidikan selanjutnya. Anak-anak itu berasal dari penjuru Indonesia, mulai dari Jakarta, Bengkulu, Jawa Timur, Papua Barat, Banten dan lain-lain.

"Supaya apa? Supaya sampai tua nanti mereka ingat, pernah tampil di Istana Presiden demi kemerdekaan. Ini akan jadi pelecut semangat mereka," ujar dia.

Total, ada sekitar 200 orang dari inspirator masyarakat, para juara olimpiade serta anak-anak yang diundang ke Istana

3. Video 360 derajat

Untuk pertama kalinya upacara 17 Agustus di Istana bisa ditonton lewat teknologi 360 derajat melalui akun YouTube dan Twitter Presiden Jokowi. Melalui teknologi video 360 derajat, penonton akan disuguhkan tampilan video dengan sudut pandang seolah berada langsung di lokasi.

Penonton cukup menggeser tampilan layar di smartphone atau komputer untuk memutar posisi pandang ke segala sudut yang diinginkan. Pengalaman menonton akan terasa lebih nyata apabila penonton mempunyai handset virtual reality yang dihubungkan ke telepon pintar.

Penonton cukup menoleh ke berbagai arah untuk mengamati seluruh rangkaian acara Jokowi pun mengajak masyarakat untuk tidak melewatkan kesempatan menikmati detik-detik proklamasi dengan teknologi canggih ini.

"Kali ini, kita bisa saksikan detik-detik Proklamasi #RI71 dgn teknologi kamera 360° lewat kanal YouTube & Twitter saya -Jkw," kata Jokowi lewat akun Twitternya, @Jokowi,Selasa (16/8/2016) malam.

4. 67 anggota Paskibraka

Jumlah anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang bertugas di Istana tahun-tahun sebelumnya berjumlah 68 orang. Namun, kali ini jumlah anggota Paskibraka yang bertugas hanya 67.

Ini karena Gloria Natapradja Hamel yang sudah lolos seleksi di Kementerian Pemuda dan Olahraga digugurkan di detik-detik terakhir. Gloria dianggap bukan warga negara Indonesia sehingga tidak bisa menjadi anggota Paskibraka. Perwakilan dari Jawa Barat ini kedapatan mempunyai Paspor Perancis.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 2016 tentang Kewarganegaraan, status WNI gugur apabila mendapat paspor dari negara lain. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan bahwa posisi Gloria tidak digantikan oleh orang lain. Sehingga otomatis anggota Paskibraka yang bertugas hanya berjumlah 67 orang.

"Meski sekarang tinggal 67 orang, ini tidak mengurangi konfigurasi maupun tugas-tugas penting yang besok akan dilakukan di istana," kata Imam. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×