Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, kompas.com, Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui PT PLN (Persero) tengah berupaya mendorong konversi kompor LPG ke kompor induksi atau kompor listrik. Salah satunya dengan menyalurkan kompor induksi ke 2.000 Keluarga Penerima Manfaat dengan golongan daya listrik 450 VA dan 900 VA. Adapun program ini telah menyasar masyarakat di Solo Jawa Tengah dan Denpasar Bali.
Konversi kompor LPG ke kompor listrik juga dinilai akan meringankan beban negara, khususnya terkait impor dan subsidi LPG.
Melansir infopublik.id, program konversi kompor listrik ini dilakukan PLN sebagai salah satu upaya mengurangi beban negara atas impor elpiji yang tiap tahun naik.
Apalagi, selama ini terkhusus elpiji tiga kilogram merupakan barang subsidi yang masih dijual bebas, sehingga tidak tepat sasaran dan menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Ada sejumlah manfaat yang bisa dirasakan melalui program konversi kompor listrik ini. Pertama, mengurangi ketergantungan impor elpiji dengan energi berbasis domestik, yaitu listrik.
Kedua yakni mengurangi beban APBN yang selama ini untuk mensubsidi elpiji. Ketiga, langkah konversi kompor itu sejalan dengan misi transisi energi pada KTT G20.
Baca Juga: Produsen Siap Ikut Serta Program Konversi Kompor Induksi
Selain itu, penggunaan kompor listrik juga memiliki tiga kelebihan yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Berikut penjelasannya:
1. Kompor listrik lebih hemat
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai, program konversi kompor LPG ke kompor induksi akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah dan UMKM.
"Saya apresiasi, karena (konversi ke kompor induksi) dimulai dengan kelompok masyarakat yang masih disubsidi yaitu golongan 450 VA dan 900 VA. Mereka juga kelompok masyarakat yang selalu dibantu pemerintah lewat dana sosial. Ada UMKM juga," kata dia dalam keterangannya, Minggu (4/9).
Agus menjabarkan, dengan menggunakan kompor listrik, banyak penghematan yang bisa dilakukan oleh masyarakat. Sebagai contoh, jika menggunakan kompor LPG, masyarakat harus mengeluarkan anggaran setidaknya Rp 20.000 per tabung gas subsidi, maka dengan kompor listrik anggaran tersebut bisa ditekan.
"Kalau mereka biasanya mereka menggunakan (LPG) 3-4 tabung per bulan harganya Rp 20.000 jadi sebulan sekitar Rp 60.000-80.000. Dengan menggunakan kompor induksi ini mereka hanya Rp 17.000-Rp 18.000. Jadi ini menguntungkan dan uang sisanya bisa digunakan untuk penambahan gizi keluarga," jelas dia.
Baca Juga: Anggota Komisi VII DPR Ingatkan Kompor Induksi Jangan Sampai Susahkan Rakyat
Berdasarkan simulasi yang dilakukan Dewan Energi Nasional (DEN) menunjukkan, penggunaan kompor induksi sangat hemat, ramah lingkungan, dan aman digunakan.
Contohnya, untuk memasak 10 liter air, kompor induksi berkapasitas 1.200 watt hanya membutuhkan biaya sebesar Rp 1.200. Sementara dengan menggunakan LPG atau dikenal gas elpiji, memakan biaya Rp 6.000 dengan takaran yang sama. Selain itu, memasak menggunakan kompor listrik ini juga bisa membuat masakan cepat matang.