kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

2.484 Pasien Meninggal di Masa Omicron, Mayoritas Tanpa Komorbid dan Banyak Balita


Selasa, 22 Februari 2022 / 23:00 WIB
2.484 Pasien Meninggal di Masa Omicron, Mayoritas Tanpa Komorbid dan Banyak Balita


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga 19 Februari, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sudah ada 2.484 pasien meninggal di masa varian Omicron mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia. 

Dari 2.484 pasien yang meninggal, sebanyak 73% di antaranya belum divaksinasi lengkap. Vaksinasi dua dosis menjadi salah satu upaya mencegah pasien mengalami gejala berat hingga kematian.

Hanya, dari 2.484 pasien yang meninggal, 54% tanpa komorbid. Untuk pasien komorbid yang meninggal, kebanyakan menderita diabetes melitus. Sebanyak 21% memiliki penyakit penyerta lebih dari satu.

Kemudian, dari 2.484 pasien yang meninggal, 47% adalah non-lansia. Yang menyedihkan, 80 pasien Covid-19 yang meninggal atau 3% di antaranya adalah anak-anak usia 0-5 alias balita.

Baca Juga: 6 Ciri-Ciri Gejala Omicron yang Banyak Dirasakan di Indonesia, Mengacu Data Kemenkes

"Risiko kematian meningkat 3,84 kali lebih tinggi pada pasien lansia dibanding pasien non-lansia, dan 3,53 kali lebih tinggi pada pasien komorbid dibanding pasien komorbid," kata Siti Nadia Tarmizi, juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Selasa (22/2).

Hanya, Nadia mengungkapkan, risiko kematian berkurang 11% pada pasien yang sudah menerima satu dosis vaksin. Lalu, berkurang 67% pada pasien yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin dan 91% pada pasien yang sudah menerima vaksin booster.

"Kita perlu mendorong vaksinasi terutama pada lansia untuk melindungi dari penyakit parah dan kematian," ujarnya. 

Puncak kematian akibat Covid-19 

Angka kematian harian akibat Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Pada Selasa (22/2), data Kemenkes menunjukkan, 257 orang meninggal terpapar virus corona. Ini merupakan angka tertinggi sejak 16 September tahun lalu. 

Baca Juga: Waspada! Puncak Kematian di Indonesia Terjadi 15 Hari pasca Puncak Kasus Covid-19

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan, puncak kematian akibat Covid-19 di Indonesia berpotensi terjadi pada rentang waktu 15-20 hari sesudah puncak kasus virus corona baru.

“Jadi, walaupun di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta sudah mulai menurun, Bali juga sudah mulai menurun, tapi puncak kematiannya baru akan terjadi dua minggu sesudahnya,” katanya, dikutip dari setkab.go.id, Senin (21/2).

Untuk itu, Budi mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk menekan tingkat kematian akibat Covid-19. Salah satunya, dengan menghubungkan sistem BPJS Kesehatan dengan NAR Kementerian Kesehatan.

“Kami sudah melakukan kerjasama dengan BPJS agar semua (pasien) yang (memiliki) komorbid bisa kita identifikasi lebih dini. Jadi, walaupun kasusnya ringan, bisa segera langsung masuk karpet merah di rumah sakit-rumah sakit kita,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×