Reporter: Rika Theo |
JAKARTA. Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Syarief Hasan sebagai Ketua Harian DPP Demokrat. Selain itu, SBY juga mengajukan 14 nama sebagai calon Ketua Harian Partai Demokrat.
"Ketua Harian DPP Demokrat ini adalah lembaga baru hasil KLB yang akan dijabat Saudara Syarief Hasan," kata SBY dalam jumpa pers di Nusa Dua, Bali, Minggu (31/3).
Sementara, Marzuki Alie ditunjuk sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi yang sebelumnya dijabat Anas Urbaningrum. Adapun, Ketua Harian Dewa Pembina dijabat oleh EE Mangindaan. Lembaga ini juga aktif mengkoordinasikan kegiatan Dewan Pembina.
Posisi ketua harian adalah jabatan baru yang ada di struktural Partai Demokrat. Ini merupakan bagian dari syarat yang diajukan SBY sebelum menyatakan bersedia dipilih sebagai ketua umum. Ia mendelegasikan tugas ketua umum kepada Ketua Harian, Ketua Dewan Pembina, dan Ketua Majelis Tinggi. Ketua Harian ditetapkan untuk membantu SBY melaksanakan tugas partai.
Sebelumnya, SBY mengumpulkan 33 Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di Restoran Laguna, Nusa Dua, Sabtu kemarin. Selain menyatakan kesanggupannya sebagai ketua umum, SBY juga menyodorkan 14 nama calon ketua harian.
Adapun, 14 calon ketua harian itu seluruhnya adalah pengurus Partai Demokrat. Keempat belas nama itu sebagai berikut:
1. Hasan Basri Agus (Gubernur Jambi);
2. Sukarwo (Gubernur Jawa Timur);
3. Zainul Majdi (Gubernur Nusa Tenggara Barat);
4. Syarief Hasan (Menteri Koperasi dan UKM);
5. Roy Suryo (Menteri Pemuda dan Olahraga);
6. EE Mangindaan (Menteri Perhubungan);
7. Amir Syamsudin (Menteri Hukum dan HAM);
8. Jero Wacik (Menteri ESDM);
9. Max Sopacua (Wakil Ketua Umum Demokrat);
10. Jhonny Allen (Wakil Ketua Umum Demokrat);
11. Marzuki Alie (Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat);
12. Toto Riyanto (Direktur Eksekutif);
13. Nurhayati Ali Assegaf (Wakil Sekretaris Jenderal);
14. Sutan Bhatoegana (Ketua DPP Demokrat).
Keterpaksaan
KLB Demokrat yang digelar sejak Sabtu (30/3) kemarin, secara aklamasi memilih SBY sebagai Ketua Umum DPP Demokrat menggantikan Anas Urbaningrum. Dalam pidato perdananya sebagai ketua umum, SBY menyebutkan bahwa KLB adalah sebuah keterpaksaan. KLB dipilih karena tidak ada mekanisme lain yang dimungkinkan untuk mengikuti Pemilu 2014.
"KLB tidak kami kehendaki, tidak pernah kami rancang, terpaksa kami lakukan karena keadaan darurat di partai kami," kata SBY, Sabtu (30/3/2013) malam.
Keterpaksaan tersebut, ujar SBY, dalam konteks Partai Demokrat tak lagi punya ketua umum setelah Anas Urbaningrum menyatakan berhenti sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada 23 Februari 2013.
Oleh karena itu, kata SBY, KLB merupakan cara Partai Demokrat untuk memiliki ketua umum baru dalam tenggat waktu singkat menjelang dimulainya tahapan Pemilu 2014.
"Maka harus dipahami jabatan Ketua Umum (yang saya jabat ini) sementara, meskipun sah dan resmi," ujarnya.
(Sabrina Asril/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News