kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani cari sumber pajak selain Tax Amnesty


Senin, 01 Agustus 2016 / 19:21 WIB
Sri Mulyani cari sumber pajak selain Tax Amnesty


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sudah mengambil langkah untuk mengantisipasi jika program pengampunan pajak gagal mencapai target. Terutama, jika target penerimaan pajak di bawah estimasi awal.

Salah satu yang sedang dilakukan mantan Managing Director and Chief Operating Officer World Bank ini yaitu, mencari sumber penerimaan pajak untuk menggantikan tax amnesty.

Salah satunya, dengan menyisir sejumlah pengusaha yang tidak memiliki Nomowr Pokok Wajib Pajak (NPWP), terutama pengusaha yang memiliki omzet diatas Rp 5 miliar. "Itu jumlahnya masih banyak, dan menjadi potensi yang bisa kita lakukan," kata Sri Mulyani, Senin (1/8) di Jakarta.

Namun demikian, wanita yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengaku, hingga kini belum mengetahui secara pasti berapa risiko shortfall penerimaan pajak.

Sekadar informasi, target pengumpulan pajak tahun ini yang dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2016 sebesar Rp 1.489 triliun.

Sejak dilantik pekan lalu hingga kini, diirnya masih mengumpulkan data-data risiko yang akan mempengaruhi realisasi APBN-P 2016. Salah satu yang dihawatirkan selain target tax amnesty adalah harga komoditas yang sedang dalam tren turun.

Ia memperkirakan, angka proyeksi yang paling realistis baru akan keluar pada akhir September 2016 nanti. "September baru diketahui jumlah pendapatan yang bisa dimobilisir," katanya.

Sementara itu, pihaknya juga sudah mulai menyiapkan langkah jika penerimaan di bawah ekspketasi, yang dampaknya akan emmengaruhi belanja negara dan defisit APBN-P melebar. Untuk itu, Sri Mulyani mengatakan harus mulai menyisir anggaran belanja yang kemungkinan masih bisa dihemat.

Dirinya sudah berbicara dengan presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai hal ini. Ia mengatakan, Jokowi mempersilahkan jika harus ada anggaran yang dipangkas, asal bukan yang diperuntukan untuk infrastruktur.

Selain infrastruktur, anggaran pendidikan dan kesehatan juga tidak boleh dipangkas. Bgeitupun dengan anggaran untuk pertahanan dan keamanan yang ada di Kepolisian, kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai bagian dari upaya mendorong penegakan hukum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×