Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia akhir April 2018 sebesar US$ 124,9 miliar. Itu berarti, cadev turun US$ 1,1 miliar dari posisinya per akhir Maret 2018 yang sebesar US$ 126 miliar.
Ekonom Maybank Juniman mengatakan, dengan cadev ini terlihat bahwa BI melakukan intervensi secara terukur sehingga turunnya di bawah ekspektasi, “Dan di sisi lain rupiah melemah terus. Itu yang terjadi,” kata Juniman kepada Kontan.co.id, Selasa (8/5).
Ekonom BCA David Sumual juga mengatakan bahwa BI cukup taktis untuk menyikapi keadaan kurs ini. “Mereka hanya menjaga volatilitas rupiah sehingga cadev juga tidak turun banyak,” ujarnya. Namun demikian, ia tidak bisa memastikan ongkos operasi moneter bulan April.
Di sisi lain, Kepala Kajian LPEM FEB UI Febrio N. Kacaribu mengatakan, jumlah cadev yang mencerminkan bahwa intervensi tidak terlalu besar adalah karena ada global bonds yang baru issue.
Ia memperkirakan, ongkos operasi moneter bulan April secara net adalah sebesar US$ 1,1 miliar itu. “Itu sudah mencakup demand dan supply dari USD. Intervensi itu sendiri bagian dari supply dollar AS di pasar,” ujarnya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistyaningsih menilai, dengan realisasi cadev ini, maka yang dikeluarkan BI cenderung sedikit untuk menjaga rupiah di pasar. Lana mengatakan, penurunan cadev di bulan April di bawah ekspektasinya yang turun sebesar US$ 2 miliar.
“Ini hanya US$ 1,14 triliun, tetapi bisa jadi ini ditambah dengan hasil dari global bond dalam dua mata uang (dual currency), yakni dollar AS dan Euro akhir April lalu sehingga tidak turun lebih besar,” ujar dia.
Namun demikian, ia tidak dapat memastikan lebih jauh terkait jumlah cadev ini. Sebab, belum jelas apakah ada sumber lain, seperti apabila ada valas dari bank-bank BUMN yang diletakkan di BI.
Namun, bila terlihat dari tekanan kurs dan jumlah cadev yang bertahan April ini, penempatan dari bank ke BI meningkat. “Ini bagus, sehingga cadev juga bagus. Mudah-mudahan akhir Mei teknan dari dalam negeri berkurang,” kata Lana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News