kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tekanan berkurang, cadangan devisa masih akan aman


Selasa, 08 Mei 2018 / 23:52 WIB
Tekanan berkurang, cadangan devisa masih akan aman
ILUSTRASI. Uang Rupiah


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir April 2018 sebesar US$ 124,9 miliar. Itu berarti, cadev turun US$ 1,1 miliar dari posisinya per akhir Maret 2018 yang sebesar US$ 126 miliar.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistyaningsih menilai, dengan realisasi cadev ini, maka yang dikeluarkan BI cenderung sedikit untuk menjaga rupiah di pasar. Lana mengatakan, penurunan cadev di bulan April di bawah ekspektasinya yang turun sebesar US$ 2 miliar.

“Ini hanya US$ 1,14 triliun, tetapi bisa jadi ini ditambah dengan hasil dari global bond dalam dua mata uang (dual currency), yakni dollar AS dan Euro akhir April lalu sehingga tidak turun lebih besar,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (8/5).

Namun demikian, ia tidak dapat memastikan lebih jauh terkait jumlah cadev ini. Sebab, belum jelas apakah ada sumber lain, seperti apabila ada valas dari bank-bank BUMN yang diletakkan di BI. Namun, bila terlihat dari tekanan kurs dan jumlah cadev yang bertahan April ini, penempatan dari bank ke BI meningkat i

“Ini bagus, sehingga cadev juga bagus. Mudah-mudahan akhir Mei teknan dari dalam negeri berkurang,” kata Lana.

Meski demikian, tekanan eksternal, yakni kenaikan suku bunga The Fed dan potensi perang dagang tetap perlu diwaspadai. Oleh karena itu, pemerintah dapat membantu BI untuk memperoleh pasokan dollar AS dan memperkuat cadangan devisa, yakni dengan menerbitkan obligasi global (global bond) lebih banyak dan lebih cepat.

“Saya harap pemerintah bisa menerbitkan global bond lebih banyak, tetapi tidak perlu sampai jual murah seperti tahun 2008. Kalau kupon kita ditambah 25 bps saja sudah menarik daripada harus cairkan bilateral swap atau menaikkan suku bunga. Itu harus jadi opsi terakhir,” jelasnya.

Adapun ia memandang, dengan melihat dari rasio kecukupan cadev yang setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah ini jauh di atas standarnya yang tiga bulan.

“Dengan demikian, kalau mengacu pada 3 bulan itu, cadev kita masih sangat aman,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×