kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah loyo, cadangan devisa perbaharui rekor


Jumat, 06 Oktober 2017 / 19:54 WIB
Rupiah loyo, cadangan devisa perbaharui rekor


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir September 2017 tercatat US$ 129,4 miliar atau naik dibandingkan dengan posisi akhir di bulan lalu yang sebesar US$ 128,8 miliar atau posisi cadev tertinggi dalam sejarah Indonesia.

Namun demikian, posisi rupiah sempat melemah beberapa hari yang lalu hingga nyaris menembus level Rp 13.600 per dollar AS. Mengutip Bloomberg, Jumat (6/10) di pasar spot, rupiah melemah 0,41% ke level Rp 13.519 per dollar AS dibanding sehari sebelumnya. Sedang, dalam sepekan rupiah merosot 0,34%.

Ekonom BCA David Sumual mengatakan, pelemahan tersebut tidak berkorelasi dengan posisi cadev. Pasalnya, pelemahan tersebut terjadi di awal bulan Oktober ini.

“Itu lebih disebabkan isu Trump mengajukan proposal baru terkait penurunan pajak di AS, Yellen yang memberikan statement lalu kemungkinan kenaikan suku bunga AS di Desember menjadi lebih tinggi, dan spekulasi mengenai penggantian gubernur The Fed,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia melihat rupiah masih akan kuat bertahan. Menurutnya, posisi rupiah yang sempat menuju 13.600 hanya shock sementara.

“Dan sebenarnya fundamental rupiah itu 13.500. Sekarang-sekarang ini oke lah 13.300 menurut saya. Oke sekali. 12.500 terlalu kuat, 14.000 terlalu lemah,” kata dia.

Adapun ia melihat bahwa rupiah termasuk paling stabil bila dibandingkan dengan negara emerging market lainnya. “Kita liat indeks volatilitas rendah. 0,8% data terakhir bulan Agustus. Standar deviasinya paling stabil,” ujarnya.

Rupiah ditutup menguat 0,10% atau 13 poin di Rp 13.464 per dollar AS, setelah dibuka dengan pelemahan 0,01% atau 2 poin di Rp 13.479, “Ini tanda rupiah sudah stabil lagi,” kata David.

Selain rupiah yang masih akan stabil, David juga melihat bahwa posisi cadev masih akan tinggi sampai akhir tahun.

"Batubara harganya tinggi, ekspor migas naik terus trennya dari awal tahun, global bonds memang kan tidak ada lagi tapi inflow masih kencang di pasar modal. Yang kami harap dari ekspor, dan harga minyak juga meningkat," kata David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×