Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Relawan Trisakti Pro JOkowi mencurigai adanya tekanan dari kepentingan politik tertentu dalam proses penyusunan kabinet Presiden terpilih, Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf Kalla.
Humas Relawan Trisakti Pro JOkowi, M Saloka menilai tekanan itu terlihat ketika dari sekian nama yang mendapat catatan khusus dari KPK justru tetap dipertahankan sebagai kandidat. Jika itu terjadi, kata Saloka, nantinya justru menyandera keberlangsungan Pemerintahan Jokowi JK.
"Buktinya ketika Presiden Jokowi tetap mempertahankan Rini Soemarno untuk menduduki salah satu pos menteri, padahal ketika menjabat menjadi ketua tim rumah transisi justru rakyat tidak menghendaki karena memiliki rekam jejak cenderung tidak bersih," katanya dalam keterangan pers, Sabtu (25/10).
Saloka menyebut, penolakan tersebut dilandaskan atas niatan pihaknya melindungi jargon 'Revolusi Mental' yang santer terdengar sejak Jokowi mencalon sebagai presiden.
"Kami tidak mau kehendak rakyat disabotase dan disandera anasir anasir politik hanya untuk kepentingan pragmatis dan bahkan yang akan mencoba menjauhkan Presiden Jokowi dari kekuatannya itu sendiri yakni rakyat Indonesia. Kami juga tidak mau bahwa kesucian perjuangan Presiden Jokowi dalam mewujudkan revolusi mental ternodai oleh perilaku orang-orang tidak bersih," katanya.
Saloka menyebut, pihaknya juga mengingatkan Presiden Jokowi untuk tidak berpaling dari kehendak rakyat. Presiden Jokowi, katanya, harus mampu memberikan komitmennya kepada rakyat untuk berani memberantas mafia yang ada. Saloka menyebut, dukungan yang ada ke Jokowi selama ini bisa berubah menjadi perlawanan jika Jokowi memasukkan sosok-sosok kontroversial dalam kabinetnya.
"Presiden Jokowi harus membuktikan dirinya bahwa dia berdiri sebagai Presiden bukan kehendak dari mafia tapi dari kekuatan rakyat Indonesia. Jika Presiden Jokowi tetap kukuh memilih orang-orang cenderung menimbulkan polemik dan memiliki potensi untuk korup, kami sebagai relawan tidak segan melawan," katanya. (Wahyu Aji)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News