kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi belanja daerah masih saja seret


Rabu, 02 Juli 2014 / 17:34 WIB
Realisasi belanja daerah masih saja seret
ILUSTRASI. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif


Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Realisasi belanja daerah masih saja seret. Berdasarkan laporan hasil monitoring realisasi APBD dan dana middle triwulan I 2014 yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan diketahui bahwa rata- rata realisasi belanja daerah pada triwulan I 2014 baru mencapai 11,7% atau 95,44 triliun.

Realisasi belanja daerah tersebut, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan realisai pada periode yang sama tahun 2013 lalu yang mencapai 13,6% atau 96,14 triliun. Bukan hanya itu saja, dari data tersebut juga diketahui beberapa daerah yang tingkat belanjanya sampai dengan triwulan I kemarin masih rendah.

Setidaknya, ada 15 daerah di antaranya DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang tingkat realisasi belanja mereka masih di bawah rata- rata. Sementara itu, jumlah provinsi yang tingkat belanja mereka sudah mencapai di atas rata- rata ada 19 daerah.

"Salah satu daerah yang masuk dalam kategori di atas rata- rata kalau tidak salah Sulawesi Tenggara, dia hampir 40%," kata Budiarso Teguh Widodo, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan kepada KONTAN Rabu (2/7).

Reydonnyzar Moenoek, Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri mengatakan bahwa seretnya belanja daerah khususnya di awal tahun disebabkan oleh dua faktor. Pertama, keterlambatan daerah dalam menetapkan peraturan daerah tentang APBD mereka.

Faktor ke dua dipicu oleh proses pengadaan barang dan jasa yang selama ini memang memerlukan waktu. Meskipun demikian, Donny yakin kinerja belanja daerah tersebut pada paruh ke dua tahun 2014 ini bisa digeber.

Keyakinan ini didasarkan pada pola belanja daerah yang terjadi setiap tahun."Kita ikuti bersama Juli Agustus nanti akan gerak naik sehingga menjelang akhir tahun terserap secara maksimal," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×