kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.825   30,00   0,19%
  • IDX 7.212   78,06   1,09%
  • KOMPAS100 1.110   15,82   1,45%
  • LQ45 879   10,92   1,26%
  • ISSI 221   3,66   1,69%
  • IDX30 449   5,86   1,32%
  • IDXHIDIV20 542   6,44   1,20%
  • IDX80 127   1,87   1,49%
  • IDXV30 135   1,62   1,22%
  • IDXQ30 149   1,64   1,11%

Penyerapan anggaran pemerintah baru 20,5%


Rabu, 11 Juni 2014 / 16:07 WIB
Penyerapan anggaran pemerintah baru 20,5%
ILUSTRASI. Resep Sandwich Udang Saus Jeruk yang nikmat & kaya akan gizi (dok/Sahabat nestle)


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Serapan belanja pemerintah di tahun pemilihan umum (pemilu) terbilang minim. Berdasarkan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga April 2014, belanja pemerintah pusat hanya mencapai 20,5% dari target.

Realisasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 256,1 triliun atau 20,5% dari pagu Rp 1.249,9 triliun. Belanja modal adalah pos belanja yang memiliki realisasi paling minim yaitu hanya sebesar 7% dari pagu belanja modal yang sebesar Rp 184,2 triliun.

Bila dibanding realisasi dengan periode yang sama tahun lalu, realisasi belanja modal April 2013 tergolong rendah namun lebih tinggi yaitu mencapai 9,5% atau sebesar Rp 17,5 triliun. Sedangkan untuk realisasi belanja pemerintah pusatnya sendiri pada tahun lalu mencapai 18,7% dari pagu atau sebesar Rp 215,5 triliun.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan realisasi belanja yang kecil pada empat bulan pertama ini sebagai akibat pemerintah yang perlu menjaga fiskal dengan baik. Pasalnya beban subsidi energi akan naik. "Belanja yang relatif lambat ini inline untuk jaga fiskal," ujar Chatib, Rabu (11/6).

Dirinya menjelaskan kalau serapan belanjanya terlalu cepat dan di sisi lain beban belanja subsidi naik, maka imbasnya defisit anggaran bisa lebih dari target. Dengan APBN 2014, defisit anggaran dipagu 1,69% dari PDB atau sebesar Rp 175,4 triliun. Di April, defisit anggaran sebesar Rp 19,6 triliun.

Pemerintah harus menjaga pelan-pelan defisit agar ketika triwulan III dan IV ketika periode serapan biasanya naik tidak terjadi pelonjakan defisit. Realisasi belanja modal yang baru 7% dari pagu pun, dinilai Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini sesuai dengan perlambatan ekonomi yang memang dikehendaki mengalami perlambatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×