kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pariwisata menjadi obat kuat defisit neraca jasa


Senin, 22 Desember 2014 / 10:56 WIB
Pariwisata menjadi obat kuat defisit neraca jasa
ILUSTRASI. Cara pencegahan penyakit zoonosis dari hewan peliharaan.


Reporter: Benedictus Bina Naratama, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Selain neraca perdagangan, defisit neraca jasa juga menjadi penyumbang defisit transaksi berjalan atawa current account deficit (CAD). Pemerintah berencana menggenjot sektor pariwisata, agar makin banyak turis mancanegara yang jalan-jalan ke Indonesia. Sebab, kehadiran wisatawan asing akan mengurangi defisit neraca jasa.

Bank Indonesia (BI) mencatat, CAD sepanjang kuartal ketiga 2014 mencapai US$ 6,84 miliar, dan sektor jasa menyumbang defisit sebanyak US$ 2,53 miliar. Sejak 2010, neraca jasa selalu mencetak defisit hingga miliaran dollar Amerika Serikat (AS).

Penyumbang utama defisit neraca jasa adalah sektor transportasi dan asuransi. Soalnya, pemain di kedua industri ini dikuasai perusahaan-perusahaan besar dari luar negeri. Sedang pemain dari dalam negeri lebih banyak berkutat di tingkat lokal.

Cuma masalahnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, untuk meningkatkan industri transportasi seperti kargo dan asuransi butuh waktu panjang. "Makanya, paling cepat mengatasi defisit neraca jasa dengan sektor pariwisata," katanya, akhir pekan lalu. 

Bahkan, Bambang optimistis, sektor pariwisata bakal tumbuh pesat dalam lima tahun ke depan, sehingga bisa menyeimbangkan CAD. Pasalnya, kita punya potensi besar di sektor pariwisata.

Kini, fokus pemerintah adalah membangun infrastruktur pendukung sektor pariwisata. Dengan begitu, pelancong asing yang berkunjung ke Indonesia makin banyak. Alhasil, devisa dari sektor pariwisata bisa menutupi defisit neraca barang yang terus membengkak akibat impor bahan baku untuk membangun infrastruktur.

Selama triwulan III–2014, jumlah wisatawan asing yang pelesiran ke Indonesia sebanyak 2,4 juta orang, naik tipis dari kuartal II yang hanya 2,34 juta orang. Pengeluaran mereka juga meningkat, sehingga penerimaan jasa perjalanan naik dari US$ 2,1 miliar pada triwulan II menjadi US$ 2,5 miliar di triwulan III.

Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI, bilang, defisit neraca jasa merupakan permasalahan struktural. Tapi, ada dua hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki neraca jasa. Pertama, bagaimana mendorong peran industri asuransi domestik dalam transportasi perdagangan internasional. Selama ini, asuransi yang dipakai ialah produk perusahaan asuransi asing. Kedua, bagaimana mendorong pariwisata yang potensinya masih besar.

Kalau kedua hal itu bisa dikerjakan dengan serius, defisit neraca jasa bisa ditekan. "Selama ini belum kita tangani serius," ungkap Juda.

David Sumual, ekonom Bank Central Asia (BCA), menilai, masalah defisit neraca jasa juga terkait dengan kapal asing. Para eksportir lebih suka menggunakan kapal asing sehingga asuransinya juga memakai produk perusahaan asuransi asing.

Agar eksportir mau memakai kapal berbendera Indonesia, pemilik kapal mesti memperbaiki pelayanannya. Cuma, perbaikan ini tidak bisa cepat, membutuhkan waktu.

Sektor pariwisata juga bukan tanpa kendala. Masalah utama sektor ini adalah infrastruktur. Yang bagus infrastrukturnya hanya di Pulau Jawa dan Bali. "Orang kita lebih pilih ke Tokyo daripada pergi ke wilayah Timur Indonesia karena biayanya lebih mahal," ujar David. 

Agustinus Prasetyantoko, Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN), menambahkan, untuk mendorong sektor pariwisata dan logistik, pelabuhan antarpulau dan antarnegara haru bagus. Lalu, mendongkrak kinerja jasa angkutan laut ekspor, karena defisit neraca jasa pada pos ini besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×