kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi corona, laju deforestasi Indonesia turun 75,03% periode 2019-2020


Kamis, 04 Maret 2021 / 12:59 WIB
Pandemi corona, laju deforestasi Indonesia turun 75,03% periode 2019-2020
ILUSTRASI. Foto udara kawasan Taman Nasional Berbak dan Sembilang (TNBS) di Tanjungjabung Timur, Jambi, Sabtu (27/7/2019).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berhasil menurunkan deforestasi 75,03 % di periode tahun 2019-2020, hingga berada pada angka 115.460 hektare. Angka ini jauh menurun dari deforestasi tahun 2018-2019 sebesar 462.460 hektare.

Data tersebut dirilis Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen PKTL KLHK). "Jika dilihat tren deforestasi berdasarkan data sebelumnya, maka tahun ini pengurangan hutan Indonesia relatif rendah dan cenderung stabil," kata Plt. Direktur Jenderal PKTL Ruandha Agung Sugardiman, dalam siaran pers, Kamis (4/3).

Penurunan deforestasi nasional selama masa pandemi Covid-19 ini, sekaligus membantah klaim beberapa pihak tentang peningkatan deforestasi selama tahun 2020. Serta menjadi pembuktian konsistensi pemerintah Indonesia untuk mengurangi deforestasi dari tahun ke tahun.

“Penurunan 75% laju deforestasi selama periode 2019/2020 ini merupakan bukti, bukan persepsi. Inilah hasil kerja keras kita bersama hingga laju deforestasi bisa diturunkan pada titik terendah sepanjang sejarah,” ungkap Ruandha.

Baca Juga: ​Inilah 10 negara penghasil emas terbesar di dunia, Indonesia nomor 6

Komitmen pemerintah juga tegas untuk terus berada di jalur pengurangan deforestasi sebagai salah satu sumber penurunan emisi. Upaya masih terus dilakukan, dan sumber daya terus dialokasikan, untuk mengendalikan tingkat deforestasi di Indonesia, di berbagai tingkatan.

Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan (IPSDH) Ditjen PKTL, Belinda A. Margono menjelaskan, penurunan deforestasi sebesar 75,03% merupakan angka deforestasi bersih. Perhitungan deforestasi ini juga mencakup baik di dalam maupun di luar kawasan hutan Indonesia.

Sesuai perkembangan teknologi, perhitungan luas deforestasi sejak periode tahun 2011-2012 merupakan hasil perhitungan deforestasi neto yang sudah mempertimbangkan kegiatan reforestasi. Sementara perhitungan pada periode sebelumnya masih menggunakan deforestasi bruto. "Jadi penyajian angka deforestasi yang digunakan adalah deforestasi neto, yang merupakan hasil deforestasi bruto dikurangi dengan angka reforestasi," kata dia.

Angka deforestasi bruto tahun 2019-2020 sebesar 119.100 hektare, dan angka reforestasinya sebesar 3.600 hektare. Sementara angka deforestasi bruto tahun 2018-2019 sebesar 465.500 hektare, dan angka reforestasinya sebesar 3.000 hektare.

Baca Juga: Popsi desak petani dilibatkan dalam diplomasi melawan isu negatif sawit

Penurunan angka deforestasi ini, menunjukkan bahwa berbagai upaya yang dilakukan KLHK akhir-akhir ini, menunjukkan hasil yang signifikan. Upaya tersebut diantaranya penerapan Inpres Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut, Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Pengendalian Kerusakan Gambut, Pengendalian Perubahan Iklim, Pembatasan perubahan Alokasi Kawasan Hutan untuk sektor non kehutanan (HPK), Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PPTKH/TORA), Pengelolaan Hutan lestari, Perhutanan Sosial, serta Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

Belinda juga menyampaikan hasil pemantauan hutan Indonesia tahun 2020. Data menunjukkan bahwa luas lahan berhutan seluruh daratan Indonesia adalah 95,6 juta hektar atau 50,9% dari total daratan, dimana 92,5% dari total luas berhutan tersebut, atau 88,4 juta hektar berada di dalam kawasan hutan.

Baca Juga: Mahfud MD: Pemerintah komitmen antisipasi kebakaran hutan tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×