kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moneter sudah tidak zaman dipakai untuk dorong ekonomi


Selasa, 15 Mei 2018 / 14:58 WIB
Moneter sudah tidak zaman dipakai untuk dorong ekonomi
ILUSTRASI. Aviliani: BI Perlu Naikkan Suku Bunga 50 bps


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diproyeksi akan menaikkan suku bunganya pada rapat dewan gubernur (RDG) terdekat yaitu pada 16 Mei-17 Mei 2018. Sinyal kenaikan suku bunga ini dinyalakan oleh Gubernur BI Agus Martowardojo.

Bila BI menaikkan suku bunga, pertumbuhan ekonomi dikhawatirkan akan terimbas. Sebab, dengan suku bunga yang rendah, ekonomi lebih bebas bergerak.

Namun demikian, Ekonom sekaligus Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani menyebut, dengan berlangsungnya era normalisasi global, memang sudah bukan zamannya mendorong pertumbuhan ekonomi lewat suku bunga.

Sebab, likuiditas harus diutamakan. “Likuiditas dulu karena jika tidak ada likuiditas maka jadi stuck ekonomi,” kata dia di Jakarta, Selasa (15/5).

Aviliani melanjutkan, tidak jadi masalah bila suku bunga naik sedikit. Asal, di sisi lain daya beli masyarakat harus dinormalisasi. Konsumen kelas atas, menurut dia, harus aman dari kebijakan perpajakan yang membuat takut.

“Makanya Menkeu mengatakan akan mencoba agar pajak akan tetap diintensifikasi dan ekstensifikasi tapi lebih soft, tidak timbulkan kegaduhan di masyarakat,” kata dia.

Sementara, untuk yang kelas bawah, masyarakat harus cepat menerima spending dari APBN atau APBDnya. Apalagi, pemerintah bakal menyalurkan Rp 18 triliun untuk padat karya cash for work.

“Jumlah itu signifikan sebenarnya untuk menambah pertumbuhan dari sisi konsumsi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×