kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,90   6,30   0.63%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Keputusan tepat Sri Mulyani mundur dari timses Jokowi-Ma'ruf


Selasa, 21 Agustus 2018 / 23:16 WIB
Keputusan tepat Sri Mulyani mundur dari timses Jokowi-Ma'ruf
ILUSTRASI. Menkeu memaparkan kinerja APBN 2018


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani memutuskan untuk mundur dari Tim Kampanye Nasional Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sebelumnya, Sri Mulyani masuk sebagai anggota tim dewan pengarah kampanye.

Dalam tim dewan pengarah, Sri Mulyani disandingkan dengan beberapa nama seperti wakil presiden H.M. Jusuf Kalla, Try Sutrisno, Puan Maharani, Pramono Anung Wibowo, Agung Laksono, Dr. Akbar Tanjung, K.H. Dimyati Rois, Siswono Yudo Husodo, Suharso Monoarfa, Sidarto Danusubroto dan Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetyo.

Adapun alasan Sri Mulyani untuk mundur dari tim kampanye adalah karena dirinya harus fokus mengelola keuangan Negara. Hal ini disampaikan Sri Mulyani siang ini, Selasa (21/8) di Istana Presiden.

Menurutnya, alasan mundur mengikuti instruksi Jokowi, keuangan negara membutuhkan perhatian lebih, sehingga dirinya harus fokus menjalani tanggung jawab itu.

Menurut pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, adalah sebuah langkah tepat Sri Mulyani tidak ikut dalam tim kampanye. Di tengah gejolak ekonomi saat ini.

“Menurut saya, betul seharusnya menteri-menteri yang terkait dengan kebijakan dan sektor strategis tidak usah jadi tim kampanye. Apalagi tantangan ekonomi global sedang bergejolak terkait dengan rupiah juga. Dan kalau bicara dari kebutuhan electoral pun persepsi publik terhadap Jokowi kan menjadi bagus kalau kemudian kinerja di bidang perekonomian itu bagus, dan itu kan kuncinya ada di tangan SMI,” kaya Yunarto saat dihubungi, Selasa (21/8).

Lebih lanjut Yunarto mengatakan bahwa kondisi ekonomi global saat ini sangat berpotensi mengancam perekonomian bangsa. Sehingga lebih baik jika SMI tidak mengorbankan kinerjanya di Kementerian Keuangan.

“Malah berbahaya ketika kondisi ekonomi global sekarang dalam posisi strategis Sri Mulyani harus membagi dua perannya menjadi Timses juga. Itu bisa berpotensi mengorbankan kinerja kementerian keuangan dan efeknya akan jelek pada Jokowi juga,” tegasnya.

Yunarto menjelaskan jika menteri sektoral yang dipilih sebagai tim sukses, tidak menjadi masalah karena bukan posisi yang vital. Namun beda halnya dengan kementerian keuangan yang memegang peran pokok.

“Kalau masih menteri sektoral masih bisalah, tapi untuk menteri keuangan itu tidak bisa, dia itu bendahara dan semua kerja dari penyerapan anggaran APBN di semua departemen lain itu bergantung pada menteri keuangan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×