kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenag rilis terjemahan Al Quran berbahasa daerah


Senin, 19 Desember 2016 / 19:37 WIB
Kemenag rilis terjemahan Al Quran berbahasa daerah


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kementerian Agama meluncurkan tiga buku terjemahan Al Quran bahasa daerah, yaitu dalam bahasa batak Angkola, Toraja, dan Mongondow.

"Kami melihat tidak semua masyarakat Muslim di Indonesia punya pemahaman yang baik tentang bahasa Indonesia, sehingga ada kebutuhan Al Quran diterjemahkan ke bahasa daerah," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam acara peluncuran terjemahan Al Quran bahasa daerah di Jakarta, Senin (19/12).

Dia juga menjelaskan bahwa secara substantif ada beberapa manfaat terjemahan Al Quran bahasa daerah, salah satunya memberikan pelayanan umat beragama bagi yang tidak akrab dengan bahasa Indonesia.

"Terjemahan ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat lokal yang beragama Islam agar punya kesempatan memahami isi Al Quran untuk pedoman hidup kesehariannya," kata Lukman.

Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa terjemahan Al Quran bukanlah Al Quran itu sendiri. Terjemahan Al Quran merupakan sebatas upaya optimal untuk menangkap sepenuhnya esensi dari apa yang ada dalam Al Quran.

Menag mengingatkan bahwa terjemahan Al Quran tetaplah terbuka untuk dikritisi, karena di masa yang akan datang terbuka peluang tentang cara pandang lain.

"Revisi terjemahan adalah sesuatu yang niscaya. Yang direvisi bukan Al Quran-nya, tetapi yang coba dikontekstualisasikan adalah terjemahannya seiring dinamika perkembangan masyarakat," kata dia.

Pelestarian bahasa

Lukman juga beranggapan terjemahan Al Quran bahasa daerah dapat membantu pelestarian bahasa daerah sebagai unsur penting budaya yang cenderung mengalami kepunahan.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2013 mengindikasikan kemungkinan kepunahan bahasa daerah.

Dari 746 bahasa daerah yang teridentifikasi, sebagian besar mengalami kepunahan dengan indikasi antara lain penurunan jumlah penutur, ketiadaan transmisi ke generasi penerus, dan ketiadaan upaya pelestarian.




TERBARU

[X]
×