kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Jelang RDG, Agus Marto: Peluang kenaikan suku bunga sangat dimungkinkan


Selasa, 15 Mei 2018 / 17:53 WIB
Jelang RDG, Agus Marto: Peluang kenaikan suku bunga sangat dimungkinkan
Gubernur BI Agus Martowardojo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) akan segera menentukan kebijakan bunga acuan BI 7 Days Repo Rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 16-17 Mei 2018.

Menjelang rapat tersebut, Gubernur BI Agus Martowardojo menegaskan bahwa peluang kenaikan suku bunga sangat dimungkinkan.

“BI dua hari lagi akan RDG. Kami akan kasih respon dan terkait peningkatan suku bunga kami membuka peluang itu. Kami melihat peluang itu sangat dimungkinkan. Tapi tetapi tentu kami akan kaji di dalam RDG,” ujar dia di Jakarta, Selasa (15/5).

Sebelumnya, Agus juga memberi sinyal kenaikan bunga acuan dalam pernyataan tertulis pada Jumat (11/5). Agus menyatakan, BI memiliki ruang yang cukup besar untuk mengerek bunga acuan.

“Respons kebijakan tersebut akan dijalankan secara konsisten dan pre-emptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas,” tulisnya.

Ekonom sekaligus Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan, memang sudah saatnya suku bunga dinaikkan oleh BI. Ia menyebut, idealnya, suku bunga dinaikkan sebanyak 50 bps.

“Karena kalau hanya 25 bps, kita sudah terlambat (menaikkan). Kalau 50 bps, paling tidak menahan untuk capital outflow. Paling tidak kita juga sudah lihat kira-kira kenaikan suku bunga The Fed,” kata Aviliani.

“Paling tidak, kalau dinaikkan sampai 50 bps itu sudah cukup bagus untuk menahan rupiah,” ia menambahkan.

Menurut Aviliani, di sisi lainnya, untuk menambah cadangan devisa, perlu ada pertimbangan pinjaman bilateral. Hal ini untuk meredam kepanikan pihak-pihak yang memiliki utang luar negeri.

“Jadi, ini juga mungkin perlu diatur supaya orang tidak panik sehingga hanya butuh dollar AS sesuai kebutuhannya saja. Biar tidak saking takutnya borong duluan,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×