kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aviliani: BI perlu naikkan suku bunga 50 basis poin


Selasa, 15 Mei 2018 / 14:10 WIB
Aviliani: BI perlu naikkan suku bunga 50 basis poin
ILUSTRASI.


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diproyeksi akan menaikkan suku bunganya pada rapat dewan gubernur (RDG) terdekat yaitu pada 16 Mei-17 Mei 2018 esok. Sinyal kenaikan suku bunga ini dinyalakan oleh Agus Martowardojo, Gubernur BI.

Ekonom sekaligus Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan, memang sudah saatnya BI menaikkan suku bunga acuannya. Ia menyebut, idealnya, suku bunga dinaikkan sebanyak 50 basis poin (bps) atau sekitar 0,5%.

“Karena kalau hanya 25 bps, kita sudah terlambat (menaikkan). Kalau 50 bps, paling tidak menahan untuk capital outflow. Paling tidak kita juga sudah lihat kira-kira kenaikan suku bunga The Fed,” kata Aviliani di Jakarta, Selasa (15/5).

“Paling tidak, kalau dinaikkan sampai 50 bps itu sudah cukup bagus untuk menahan rupiah,” lanjutnya.

Menurut Aviliani, di sisi lain, untuk menambah cadangan devisa, perlu ada pertimbangan pinjaman bilateral. Hal ini untuk meredam kepanikan pihak-pihak yang memiliki utang luar negeri.

“Jadi, ini juga mungkin perlu diatur supaya orang tidak panik sehingga hanya butuh dollar AS sesuai kebutuhannya saja. Biar tidak saking takutnya borong duluan,” ucap Aviliani.

Menurut Aviliani, apabila suku bunga dinaikkan 50 bps, pertumbuhan ekonomi tetap bisa dicapai, tetapi tidak sesuai target 5,4%. Ia memproyeksi, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 akan sekitar 5,2% dengan melihat realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 yang sebesar 5,06%.

Ia melanjutkan, dihadapkan pada dua pilihan, yakni menjaga pertumbuhan atau menjaga stabilitas, keduanya adalah pilihan yang sulit.

Di satu sisi, apabila suku bunga naik, dikhawatirkan kredit tidak tumbuh. Di sisi lain, dengan suku bunga naik, paling tidak nilai tukar bisa lebih baik.

“Kalau nilai tukar lebih baik dan stabil maka cenderung dunia usaha tidak takut dengan investasi dan kenaikan harga bisa dihindari,” jelas Aviliani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×