kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini rekaman suara Lutfi dan Fathanah di pengadilan


Sabtu, 18 Mei 2013 / 17:17 WIB
Ini rekaman suara Lutfi dan Fathanah di pengadilan
ILUSTRASI. Seorang penumpang taksi mengenakan masker dengan warna bendera Afrika Selatan di tengah penyebaran varian baru COVID-19, Omicron di Soweto, Afrika Selatan, 26 November 2021. REUTERS/Siphiwe Sibeko.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Tim jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi memutar rekaman percakapan telepon antara mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq dengan orang dekatnya, Ahmad Fathanah, dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (17/5/2013).

Melalui salah satu rekaman yang diputarkan, terungkap adanya rencana pemberian uang US$ 40.000 kepada Luthfi dari Fathanah. "Mau dibawa ke mana nganter ini yang empat puluh ribu dollar?" kata Fathanah kepada Luthfi seperti yang disebutkan dalam rekaman.

Belum diketahui terkait urusan apa uang US$ 40.000 atau sekitar Rp 400 juta itu diberikan kepada Luthfi. "Iya, dua ratus lima puluh sudah transfer ke itu, siapa itu, dua ratus lima puluh juta, transfer," kata Fathanah lagi dalam rekaman pembicaraan tersebut.

Menurut rekaman pembicaraan itu, Luthfi meminta agar uangnya diantarkan ke kantor DPP PKS, TB Simatupang, Jakarta. "Ana lagi di DPP. Jam satu baru mau meninggalkan DPP," ujar Luthfi kepada Fathanah.

Fathanah pun sepakat dengan mengatakan, "Ana usahakan deh, kalau lewat DPP, lewat DPP, anak tinggalin, langsung jalan nih."

Berdasarkan rekaman pembicaraan itu, Luthfi terdengar menawar. Luthfi mengira Fathanah akan mengirimkan lebih dari US$ 40.000. "Ana kirain ente mau kirim lima ratus lima puluh," ujar Luthfi dalam rekaman tersebut.

Fathanah pun menimpalinya dengan mengatakan kalau dia bisa jadi rugi. "Eh, jadi ana rugi. Ini bisa bisa, bisa bisa gunung antum ini, gunung antum ini, nanti ana kasih tau, gunung antum bisa meledak lho. Artinya betul-betul nggak ada pemasukan di antum. Trus korek korek korek korek korek korek akhirnya, akhirnya meledak sendiri deh. Nggak kayak bisa tidur lagi di rumah," tutur Fathanah dalam rekaman tersebut.

Seolah takut, Luthfi menjawab Fathanah, "Enggak.. Enggak..yang yang yang dulu kan potong pajak dua puluh lima persen. Kalau yang sekarang.... Haha...," ujarnya.

"Ya Allah, ini pajak kali ini, pajak preman, ya akhi. Ini pajak preman ini," timpal Fathanah. "Ya sudah, ana jam satu berangkat, kalau mau ke sini sebelum jam satu ya," kata Luthfi lagi. (Gusti Sawabi/Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×