Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Datang sejak pukul 13:30 WIB, Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari baru keluar dari kantor Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri pada pukul 18:30 WIB.
Ruben mengaku datang atas undangan Ditipid Siber Bareskrim Polri guna berdiskusi terkait kasus kebocoran data penggunanya soal skandal Cambridge Analytica.
"Menindaklanjuti pertanyaan dari pemerintah Indonesia, kemarin sudah ke Komisi I, hari ini saya datang ke Bareskrim. Intinya sharing informasi yang kami tahu saat ini soal Cambridge Analytica, kurang lebih pertanyaan sama seperti kemarin," kata Ruben saat meninggalkan kantor Ditipid Siber Bareskrim Polri, Rabu (18/4).
Sekadar informasi, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri memanggil Facebook Indonesia untuk meminta keterangan terkait bocornya data 1 juta pengguna Facebook Indonesia
Ruben menambahkan, saat ini Facebook Indonesia masih melakukan audit terkait kebocoran data pengguna Facebook di Indonesia yang mencapai angka 1 juta akun lebih.
Meski demikian, ia tak dapat memastikan kapan audit tersebut akan selesai. Ia hanya menjanjikan prosesnya akan terjadi secara transparan.
"Yang bisa saya sampaikan sekarang kita masih proses pencarian data yang lebih lanjut, dan kita terus bekerja sama dengan Komisi I, Kominfo, dan sekaligus Bareskrim soal fakta yang lebih detil ke depannya. Tapi soal waktu selesai, tepatnya saya tak bisa menjanjikan, sama seperti yang saya sampaikan ke Komisi I kemarin," lanjutnya.
Kemarin, Selasa (16/4) Komisi I DPR juga telah memangil Facebook Indonesia guna menanyakan hal serupa.
Sementara kasus kebocoran data pengguna Facebook sendiri bermula dari artikel di koran Inggris The Guardian Maret lalu yang menyatakan adanya penjualan data oleh Aleksandr Kogan yang mengembangkan aplikasi This is Your Digital Life di Facebook.
Data pengguna yang menggunakan aplikasi tersebut kemudian dijual Kogan ke Cambridge Analytica, dan digunakan sebagai basis kampanye Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat.
Diperkirakan ada sekitar 87 juta pengguna Facebook yang datanya, sementara di Indonesia prediksinya ada sekitar 1,09 juta pengguna yang kena dampak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News