kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor Impor Indonesia-China Bakal Meningkat Tanpa Transit di Singapura


Kamis, 25 April 2024 / 15:04 WIB
Ekspor Impor Indonesia-China Bakal Meningkat Tanpa Transit di Singapura
Pemandangan umum terminal peti kemas Tanjong Pagar PSA International di Singapura 7 Juli 2015.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rencana pengiriman langsung komoditas Indonesia ke China maupun sebaliknya dinilai bakal membawa dampak positif bagi kinerja ekspor-impor Tanah Air. Pasalnya, selama ini Singapura dijadikan pusat transit untuk memboyong komoditas antar Indonesia-China.

Sebelumnya disebutkan bahwa diperlukan adanya mitra pelabuhan agar pelaksanaan ekspor Indonesia-China bisa langsung ke tempat tujuan. Adapun rute ekspor langsung tersebut diharapkan bisa melalui Pelabuhan Kuala Tanjung Sumatra Utara – Pelabuhan Ningbo Zhousan China.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho mengatakan rencana ini merupakan langkah progresif sehingga Indonesia mampu mendapat manfaat yang cukup besar.

Baca Juga: Ini Alasan RI Belum Bisa Ekspor Langsung ke China

“Tentunya ini akan membangkitkan daya saing kita dalam menggaet investor yang berinvestasi di Indonesia karena kita memiliki fasilitasi tersebut,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (25/4).

Andry menuturkan, adapun dampak dari pengiriman langsung yang dilakukan Indonesia tanpa transit lebih dulu ke Singapura, kegiatan ekspor impor dinilai bakal lebih efisien. “Tentunya dari segi waktu menurut saya jadi yang paling utama, kecepatan perdagangan kita akan meningkat,” tuturnya.

Memang selama ini terdapat perbedaan data antara ekspor China ke RI dengan data Impor RI dari China. Begitu pun sebaliknya data ekspor RI ke China berbeda dengan data Impor China dari RI.

Andy menilai, perbedaan ini bisa terjadi akibat dari proses transit di Singapura. Selain itu, kata Andry, perlu dilakukan investigasi antara Bea Cukai Indonesia dengan China.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Naik Pada Maret 2024, di Tengah Ketidakpastian Global

“Harus dilihat apakah barang tersebut keluar dari Indonesia atau adanya kapal yang singgah di beberapa negara. Menurut saya kalau terkait perbedaan data ini menjadi persoalan yang banyak sekali faktornya,” terang dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Didi Sumedi mengatakan untuk meningkatkan nilai ekspor RI-China bukan hanya dilihat dari fasilitas transportasi yang, namun juga permintaan barang itu sendiri.

“Saya kira kalau meningkat atau tidaknya masalah demand dari sana,” katanya saat ditemui di Gedung Kemendag, Jakarta Pusat, Kamis (25/4).

Baca Juga: Kenaikan Harga Nikel Diharapakn Mendongkrak Kinerja Emiten Nikel

Senada dengan Andry, Didi mengungkapkan, bila ekspor antara Indonesia bisa langsung dilakukan ke China tanpa transit di Singapura maka akan menekan biaya dan kegiatan ekspor-impor menjadi lebih efisien.

“Mungkin yang akan terjadi efisiensi logistik saja, kecepatan dari sisi waktu,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×