kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Pertumbuhan ekonomi Q1 2017 melambat


Kamis, 20 April 2017 / 22:02 WIB
BI: Pertumbuhan ekonomi Q1 2017 melambat


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat konsumsi rumah tangga pada kuartal pertama tahun ini melambat. Sebagai penyumbang terbesar produk domestik bruto, perlambatan tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama 2017 lebih rendah dari perkiraan BI sebelumnya.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, perlambatan konsumsi rumah tangga tersebut tercermin dari pertumbuhan penjualan eceran dan motor yang menurun. Hal itu dipengaruhi proses konsolidasi korporasi yang masih berlanjut dan terpengaruh dampak kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered prices).

"Kami perkirakan sama dengan triwulan keempat 2016," kata Dody usai konferensi pers, Kamis (20/4).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2016 sebesar 4,94% year on year (yoy). Sementara, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara sebelumnya memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017 sebesar 4,99%-5%.

Perlambatan konsumsi tersebut juga terindikasi dari penurunan volume impor Januari-Maret 2017 sebesar 1,13% yoy, meski nilai impor periode tersebut naik 14,83% yoy menjadi US$ 36,68 miliar.

Lanjut Dody, kenaikan harga sejumlah komoditas sejak akhir tahun lalu juga belum serta merta berdampak pada perbaikan konsumsi rumah tangga. Namun, ia melihat, tren konsumsi rumah tangga ke depan akan mengalami perbaikan. "Kami hanya menunggu saatnya dampak dari harga komoditas itu tersalur ke konsumsi. Sekarang sudah terlihat di investasinya," imbuhnya.

Menurutnya, investasi pada kuartal pertama tahun ini didorong oleh investasi bangunan dan nonbangunan. Perbaikan investasi non bangunan yang terjadi karena kenaikan harga komoditas, tampak pada peningkatan penjualan alat berat untuk pertambangan dan perkebunan yang meningkat.

Tak hanya itu, kenaikan harga komoditas juga mendorong kinerja ekspor yang tumbuh positif. Nilai ekspor Indonesia Januari-Maret 2017 tercatat sebesar US$ 40,61 miliar atau meningkat 20,84% dibanding periode yang sama tahun 2016.

"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat pada triwulan kedua 2017 ditopang oleh perbaikan investasi dan ekspor, sedangkan konsumsi diperkirakan relatif stabil," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×