kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Wow! 3 juta kader PDIP pantau popularitas Jokowi


Rabu, 08 Januari 2014 / 10:30 WIB
Wow! 3 juta kader PDIP pantau popularitas Jokowi
ILUSTRASI. Dapatkan cashback hingga 77% untuk transaksi produk digital seperti pulsa dan tagihan di Shopee.


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Nama kader PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi melejit dalam survei sejumlah lembaga sebagai kandidat calon presiden dengan elektabilitas tertinggi.

Terakhir, dalam survei Kompas yang dilakukan Desember 2013, elektabilitas Jokowi mencapai 43,5 persen. Meski Jokowi kian melejit, PDI Perjuangan tampak masih berhati-hati untuk memutuskan siapa capres yang akan diusungnya.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga mengatakan, survei menjadi salah  satu pertimbangan menetapkan capres, tetapi bukan yang paling utama.

Menurutnya, survei yang ada saat ini masih terfokus pada masyarakat kota, belum menyentuh perdesaan. Oleh karena itu, PDI Perjuangan mengerahkan jutaan kadernya untuk mengumpulkan masukan dari masyarakat di pelosok Tanah Air yang tak terjangkau survei.

"Kami sudah kerahkan sekitar 3 juta kader kepengurusan partai, dari pusat sampai tingkat anak ranting, untuk meminta dan menerima masukan masyarakat secara langsung," ujar Eriko, saat dihubungi, Rabu (8/1/2014).

Dia menyebutkan, proses menghimpun masukan masyarakat ini dilakukan hingga bulan Juli. Namun, Eriko memprediksi hasil masukan ini bisa saja dirampungkan setelah pemilihan legislatif pada bulan April. Seluruh masukan ini akan disampaikan kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Ia mengatakan, partainya tidak terlalu bertumpu pada hasil survei dalam menetapkan capres. Berdasarkan pengalaman Pilkada DKI Jakarta tahun 2012, katanya, survei-survei seluruhnya menjagokan nama calon petahana, Fauzi Bowo. Namun, saat itu, PDI-P lebih memilih mengusung Jokowi yang namanya tak masuk dalam survei.

"Kalau hanya berdasarkan survei, Jokowi tidak akan terpilih menjadi Gubernur Jakarta seperti sekarang," imbuhnya.

Menurutnya, Megawati memiliki pertimbangan matang dalam menentukan capres dan momentum yang tepat untuk mendeklarasikannya. Dari pernyataan Megawati selama ini, Eriko optimistis akan muncul nama pemimpin muda yang dipilih.

"Ibu (Megawati) sudah menyatakan memberikan kesempatan bagi pemimpin muda. Ini sinyalemen yang bagus," ucap Eriko.

Jokowi melejit

Survei Kompas selama 2012 sampai 2013 mendapati bahwa dukungan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo semakin tak terkejar oleh sesama kandidat yang dinilai punya kans untuk diusung dalam Pemilu Presiden 2014. Survei Kompas yang digelar dengan melibatkan 1.400 responden calon pemilih pada Pemilu 2014 itu memunculkan gambaran sosok Jokowi tak hanya mendapat dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, partai yang mengusungnya selama ini.

Data yang didapatkan dalam tiga tahap survei Kompas ini menunjukkan konsistensi tren peningkatan dukungan untuk Jokowi. Mendapatkan dukungan 17,7 persen dukungan pada survei pertama yang digelar Kompas pada Desember 2012, Jokowi melipatgandakan dukungannya menjadi 32,5 persen pada survei Juni 2013, dan terus membubung menjadi 43,5 persen pada survei Desember 2013.

Tiga survei Kompas ini menempatkan lima kandidat selain Jokowi yang mendapatkan dukungan suara signifikan untuk berlaga di Pemilu Presiden 2014. Mereka adalah Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Wiranto, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla.

Hasil survei selengkapnya dapat dibaca di Harian Kompas edisi Rabu (8/1/2014). (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×