kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,03   8,64   0.96%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

World Bank: Agar logistik terus membaik, Indonesia perlu maintaining momentum


Rabu, 15 Agustus 2018 / 18:12 WIB
World Bank: Agar logistik terus membaik, Indonesia perlu maintaining momentum
ILUSTRASI. Ports and Waterborne Transport World Bank Group-Indonesia


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peringkat Logistic Performance Index (LPI) Indonesia pada 2018 meningkat 17 peringkat. Dalam indeks dua tahunan yang dikeluarkan oleh World Bank (Bank Dunia) ini, Indonesia pada LPI 2016 berada di tangga ke-63. Kini, Indonesia ada di posisi 46.

Senior Trade Specialist and Competitiveness Global Practice World Bank Group-Indonesia, Henry Sandee menerangkan, LPI ini ditujukan untuk mengetahui persepsi mengenai kinerja logistik dalam perdagangan internasional (ekspor-impor). Ia menyebut, ada enam indikator yang digunakan untuk penilaian LPI.

Indikator tersebut adalah custom & borders management clearence, infrastuktur perdagangan dan transportasi, international shipments, kompetensi jasa logistik, tracking and tracing, serta ketepatan waktu.

Survei LPI 2018 sendiri mencakup 160 negara dengan 869 responden. Ports and Waterbone Transport World Bank Group-Indonesia, Daniel Alexander van Tuijll menegaskan, survei ini merupakan persepsi yang diberikan para responden terhadap keenam indikator penilaian.

“Ini merupakan persepsi. Misalnya dalam indikator infrastuktur, responden mengetahui jika pembangunan infrastuktur sedang gencar di Indonesia. Maka dalam indikator itu, dia bisa jadi mempersepsikan baik terhadap infrastruktur di Indonesia, sekali pun secara riil belum dirasakan” jelas Daniel, Rabu (15/8).

Dengan posisi 46, Indonesia memiliki skor LPI 2018 sebesar 3,15. Jumlah itu naik dari skor LPI 2016 yang bernilai 2,98, sehingga menempatkan Indonesia di peringkat 63.

Menurut Daniel, LPI jangan hanya dilihat dari naik atau turunnya peringkat. Karenanya, memperhatikan jumlah penilaian adalah hal terpenting, sebab peringkat datang dari jumlah skor penilaian. “Hal terpenting adalah memperhatikan skor. Peringkat tergantung dari skor suatu negara, serta negara lainnya,” imbuh Daniel.

Meski Indonesia mengalami lonjakan yang terbilang tinggi, namun sejatinya posisi Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan sejumlah negara ASEAN lainnya. Sebagai contoh, Vietnam yang dalam LPI 2016 ada di bawah Indonesia di posisi 64 (skor 2.98) kini berada di posisi 39 (skor 3,27).

Sedangkan Malaysia, meskipun turun dari peringkat 32 (3,43) ke 41 (3,22), tapi masih tetap berada di atas Indonesia. Sedangkan Singapura, meskipun turun dari peringkat 5 (4,14) menjadi 7 (4,00) namun masih merajai di antara negara-negara di ASEAN.

Henry Sandee menyebut, Indonesia dan Vietnam memang menjadi dua negara dengan progres kenaikan yang mengesankan. Pembangunan infrastruktur dan upaya untuk menggencarnya ekspor menjadi alasannya. “Menurut LPI, Indonesia memang membaik, namun negara-negara lainnya juga banyak membaik,” imbuh Henry.

Di sisi lain, Daniel menyebut, reformasi regulasi bisa menjadi faktor yang mendorong perbaikan LPI. Dalam hal ini, ia menyebut bahwa Paket Ekonomi XV yang berkaitan dengan logistik, juga mempengaruhi persepsi positif para responden. 

Ia juga mengungkapkan bahwa sebaiknya ada kepastian regulasi, serta tidak cepat dan mudah berubah-ubah. “Indonesia juga harus maintaining momentum, juga membentuk framework monitoring dan indikator untuk terus memeprbaiki kinerja logistik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×