Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekhawatiran global akan penyebaran virus corona belum akan berdampak signifikan pada industri pariwisata Indonesia. Pemerintah Indonesia masih membuka akses periwisata terhadap wisatawan asing, termasuk dari China.
Karena itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio memastikan jumlah wisatawan ke Indonesia tidak akan mengalami penurunan karena adanya kekhawatiran akan virus corona.
Baca Juga: Rupiah terseret virus corona dan ditutup melemah ke Rp 13.615 per dolar AS
Saat ini, Indonesia masih membuka akses pariwisata dari wisatawan asing. Meski situasi tengah beredar informasi mengenai virus corona, Indonesia masih belum ada tanda positif virus tersebut.
"Sepanjang ini belum melihat dampaknya, masih normal dibandingkan tahun lalu jumlah bulan ini lebih tinggi," ujar Wishnutama usai rapat koordinasi, Senin (27/1).
Wishnutama menjelaskan, pemerintah melihat kebijakan pariwisata dari negara lain. Hingga Singapura pun yang berhati-hati terhadap isu kesehatan masih membuka wisatawan.
Baca Juga: Bahana Sekuritas ramalkan IHSG akan bergerak terbatas pekan ini
Indonesia hanya meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk. Hal itu dengan menyediakan alat pemindai panas (Thermal Scanner) di bandara dan pelabuhan. "Negara lain tidak ada yang melarang, kenapa kita harus melarang," terang Wishnutama.
Ia juga memastikan wisatawan China ke Indonesia tidak akan turun mengingat penduduk China yang besar. Provinsi Hubei khususnya kota Wuhan sebagai pusat penyebaran virus corona dinilai merupakan bagian kecil dari China.
Namun, promosi wisata yang dilakukan di kawasan Wuhan pun akan dialihkan. Kota pengalihannya masih dalam kajian untuk melihat potensi pariwisata.
Baca Juga: Bill Gates pernah meramal soal wabah virus mematikan, begini isinya
Selain itu Wishnutama pun mengatakan kebijakan pariwisata Indonesia akan tidak bergantung pada satu negara. Asal tahu saja China merupakan salah satu negara yang terbesar menyumbang wisata ke Indonesia.
"Pariwisata kita jangan tergantung pada satu negara banyak potensi dari negara lain. Alternatif seperti Amerika, Eropa, New Zealand, Australia," jelas Wishnutama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News