kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wiranto: Saya tidak melanggar HAM di Aceh


Kamis, 01 Agustus 2013 / 10:39 WIB
Wiranto: Saya tidak melanggar HAM di Aceh
ILUSTRASI. Makanan Penurun Kolesterol Tinggi Ini Mudah Didapat, Bukan Buah tapi Ikan


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Ketua Umum Partai Hanura Wiranto kerap dituding terlibat dalam kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), seperti kasus Aceh dan juga penculikan yang dilakukan tentara.

Saat disinggung soal tudingan tersebut, pensiunan Jenderal bintang empat itu mengaku aneh bisa dituduh terlibat dalam kasus pelanggaran HAM, karena ia justru merupakan orang yang tidak setuju dan mengupayakan dihentikannya tindakan-tindakan tersebut.

"Termasuk juga masalah Aceh, banyak yang bilang saya melanggar HAM di Aceh, di sana ada operasi jaring merah yang sejak 1987 memberantas Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) Aceh, di sana mereka menyebutnya gerakan kemerdekaan, itu semua jadi korban, baik TNI, GPK, maupun rakyat Aceh," ujar Wiranto di Jakarta, Rabu (31/7/2013) malam.

Ketika ia kemudian menjadi Panglima Abri (Pangab) di era Orde Baru, Wiranto kemudian melakukan dialog dengan rakyat Aceh untuk mencari tahu penyebab rakyat Aceh terus mengangkat senjata.

Saat itu rakyat Aceh balik bertanya, kenapa tentara mengejar-ngejar mereka, padahal rakyat Aceh pada awal kemerdekaan dengan sukarela menyerahkan harta benda mereka untuk membantu pemerintah RI membeli pesawat pertama, kenapa sekarang mereka justru dicurigai.

"Karena itu saat saya dilantik jadi Pangab, saya izin ke Presiden Habibie untuk pergi ke Aceh dan mencabut status daerah operasi militer (DOM). Waktu saya umumkan itu secara langsung rakyat Aceh begitu gembira dan histeris sampai saya mau dijadikan orang keramat oleh mereka,"ujarnya

"Saya cabut DOM, dengan menarik pasukan yang bukan organik aceh. Lalu kemudian tiba-tiba pada pilpres 2004 dan 2009 saya adalah tokoh pelanggar HAM di aceh, bagaimana ini coba, tapi ya saya terima kasih saja," tambah Wiranto.

Begitu juga dengan tindakan penculikan aktivis oleh tentara, ia juga mengaku tidak tahu karena gerakannya tidak dilaporkan ke atas. Ia mengakui adanya aksi tersebut, namun ia menyebut dirinya adalah orang yang paling gencar meminta dan mengupayakan kasus tersebut dibongkar.

"Hal itu (penculikan) tidak sesuai dengan pemikiran saya, saya justru mendorong untuk membongkar dan mengambil tindakan ke pelaku penculikan, lalu saya tanya saya terlibat dimana? Saya tidak membela diri, saya hanya nyatakan kenyataannya," tandasnya. (tribunnews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×