Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) melibatkan akademisi yang ahli dalam bidang intelijen untuk mengantisipasi kecurangan dalam Pemilu 2014.
Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) ke-III di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Rabu (29/1), dosen Kajian Strategis Intelijen Universitas Indonesia (UI) Andi Wijayanto diundang untuk memberikan pengarahan terkait peluang kecurangan Pemilu 2014.
"Jadi saya yang latarnya akademisi di bidang intelijen, untuk memaparkan pola-pola kecurangan yang dilakukan dalam pemilu," kata Andi sebelum pemaparan secara tertutup kepada para kader PDI-P.
Menurut Andi, banyak pola kecurangan yang bisa dilakukan dalam pemilu. Dia telah mengamati pola kecurangan pemilu tidak hanya di Indonesia, tetapi juga pemilu di seluruh dunia.
"Jadi saya bisa mengetahui bagaimana polanya, saya sampaikan, supaya nanti bisa diantisipasi bila ada kecurangan," lanjutnya.
Kecurangan pemilu, menurutnya, bisa dilakukan oleh empat pihak. Pertama adalah penyelenggara pemilu, dalam hal ini adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kedua, unsur birokrasi di pemerintahan. Ketiga dan keempat, dari unsur TNI dan Polri.
Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo mengatakan, pihaknya melibatkan ahli intelijen sebagai upaya tindak lanjut dari kecurangan yang terjadi pada Pemilu 2009. Dia menuding ada keterlibatan pihak intelijen untuk merekayasa suara.
"Di Aceh saja, Partai Demokrat itu tidak punya basis suara, tapi bisa menang," ujarnya. (Ihsanuddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News