kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.054   70,33   1,01%
  • KOMPAS100 1.054   13,86   1,33%
  • LQ45 829   11,75   1,44%
  • ISSI 214   1,20   0,57%
  • IDX30 423   6,45   1,55%
  • IDXHIDIV20 509   7,25   1,44%
  • IDX80 120   1,59   1,34%
  • IDXV30 125   0,66   0,53%
  • IDXQ30 141   1,87   1,34%

Waspada, Sejumlah Hal Ini Bisa Sundut Inflasi pada Tahun 2023


Minggu, 29 Januari 2023 / 18:14 WIB
Waspada, Sejumlah Hal Ini Bisa Sundut Inflasi pada Tahun 2023
ILUSTRASI. Pedagang beras melayani pembeli di kiosnya, di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/1/2023). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2023 diyakini sudah bisa kembali ke kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 2% hingga 4% secara tahunan alias year on year (YoY). Setelah, pada tahun 2022, inflasi indeks harga konsumen (IHK) melampaui batas atas kisaran sasaran BI dengan bergerak di level 5,51%. 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, inflasi di sepanjang tahun ini bisa bergerak di kisaran 4% YoY. Namun, David juga melihat kemungkinan tingkat inflasi lebih dari itu dan bergerak di maksimal 4,5%. 

"Kami memperkirakan inflasi di full year (sepanjang) 2023 berada di kisaran 4% hingga 4,5% YoY," tutur David kepada Kontan.co.id, MInggu (29/1). 

Dengan demikian, memang masih terbuka lebar kemungkinan inflasi tahun 2023 melampaui batas atas sasaran BI. 

Baca Juga: Dari Suku Bunga Hingga Pengendalian Inflasi Pangan, Ini Upaya BI Jaga Inflasi 2023

David pun mengatakan beberapa hal terkait inflasi yang perlu diwaspadai oleh Indonesia. Seperti, kenaikan harga pangan, energi, juga sektor jasa.  Ia menjelaskan, kenaikan harga pangan akan dirasakan Indonesia sejak semester I-2023. Ini seiring pola musiman adanya bulan Ramadhan dan Idul Fitri. 

Selain itu, David juga tetap melihat tren kenaikan harga pangan global karena kenaikan harga pupuk. Ini memengaruhi harga beberapa pangan yang diimpor Indonesia, termasuk beras. 

Tentu, ini menjadi sesuatu yang harus diwaspadai mengingat beras merupakan makanan pokok orang Indonesia. 

"Beras akan cenderung naik karena harga internasional naik akibat kenaikan harga pupuk," terang David. 

Namun, David menenangkan, bahwa sejauh ini kenaikan harga beras masih terukur. Hanya baiknya, pemerintah tetap waspada dengan menjaga pasokan beras. 

Selain kenaikan harga pangan, David juga mengingatkan ancaman kenaikan harga energi khususnya minyak pada semester II-2023, seiring pemulihan ekonomi China. 

Baca Juga: Kenaikan Harga Pangan hingga Jasa Diramal Bakal Sundut Inflasi Januari 2023

Plus, kenaikan harga sektor jasa juga perlu menjadi perhatian. Kenaikan harga di sektor ini seiring dengan kenaikan dari sisi permintaan maupun penawaran. 

Dari sisi permintaan, bisa dipahami pencabutan PPKM akan meningkatkan mobilitas masyarakat. Plus, daya beli masyarakat makin baik dan mulai ada kenaikan upah, sehingga menggenjot permintaan masyarakat untuk sektor jasa. 

Sedangkan dari sisi penawaran, kenaikan harga sewa rumah maupun kos juga menjadi beberapa hal yang akan turut menyundut inflasi di tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×