kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.069   24,22   0,34%
  • KOMPAS100 1.030   7,41   0,72%
  • LQ45 797   1,70   0,21%
  • ISSI 227   3,06   1,37%
  • IDX30 416   -0,15   -0,04%
  • IDXHIDIV20 488   -3,49   -0,71%
  • IDX80 116   0,79   0,69%
  • IDXV30 119   1,25   1,05%
  • IDXQ30 135   -0,96   -0,71%

Waspada! Ada Potensi Defisit Neraca Beras Hingga Akhir Tahun 2023


Minggu, 08 Oktober 2023 / 06:45 WIB
Waspada! Ada Potensi Defisit Neraca Beras Hingga Akhir Tahun 2023


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan, ada potensi defisit neraca beras hingga akhir tahun 2023. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar mengungkapkan, ini terlihat dari kecenderungan jumlah produksi beras dari bulan Agustus 2023 yang menurun. 

"Berdasarkan perhitungan BPS, amatan bulan sebelumnya, memang ada kecenderungan penurunan jumlah produksi beras dari Agustus 2023 ke bulan berikutnya sampai dengan akhir tahun," tutur Amalia dalam konferensi pers, Senin (2/10).

Baca Juga: Gara-Gara El-Nino, Kontribusi Kelompok Pangan ke Inflasi Umum Berpotensi Naik

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan, pihaknya tetap mempercayakan urusan pangan kepada pemerintah. Meski diakuinya ada rasa pesimis bahwa pemerintah dapat mengatasi kondisi saat ini.

Sebab, melihat kondisi terkini dan di puncak el nino, produksi beras nasional diprediksi akan terus defisit. Ikappi meminta dilakukan pengecekan stok beras di Bulog untuk mengetahui apakah stok beras benar-benar ada atau tidak.

Menurutnya, Pemerintah dalam mengoptimalkan produksi beras, seharusnya tidak dilakukan pada musim kemarau seperti saat ini.

Baca Juga: Berikut Risiko yang Berpotensi Melecut Inflasi Indonesia ke Depan

"Ini kan tidak ada sama sekali desain pangan akhirnya. Baik di hulu oleh Kementerian Pertanian, dan yang menangani beras dalam hal ini Bulog," ujar Reynaldi kepada Kontan, Senin (2/10).

Selain itu, Ikappi meminta pemerintah tidak asal dalam memutuskan importasi beras karena akan berdampak pada petani lokal.

"Kami realistis sampai hari ini harga beras di pasaran terus melonjak dan puncak kenaikan harga beras ini di Oktober," ucap Reynaldi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×