CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

BPS: Ada Potensi Defisit Neraca Beras Hingga Akhir Tahun 2023


Senin, 02 Oktober 2023 / 22:13 WIB
BPS: Ada Potensi Defisit Neraca Beras Hingga Akhir Tahun 2023
ILUSTRASI. Potensi Defisit Neraca Beras, Peran Kementan Disorot . (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan, ada potensi defisit neraca beras hingga akhir tahun 2023. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar mengungkapkan, ini terlihat dari kecenderungan jumlah produksi beras dari bulan Agustus 2023 yang menurun. 

"Berdasarkan perhitungan BPS, amatan bulan sebelumnya, memang ada kecenderungan penurunan jumlah produksi beras dari Agustus 2023 ke bulan berikutnya sampai dengan akhir tahun," tutur Amalia dalam konferensi pers, Senin (2/10).

Baca Juga: Gara-Gara El-Nino, Kontribusi Kelompok Pangan ke Inflasi Umum Berpotensi Naik

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan, pihaknya tetap mempercayakan urusan pangan kepada pemerintah. Meski diakuinya ada rasa pesimis bahwa pemerintah dapat mengatasi kondisi saat ini.

Sebab, melihat kondisi terkini dan di puncak el nino, produksi beras nasional diprediksi akan terus defisit. Ikappi meminta dilakukan pengecekan stok beras di Bulog untuk mengetahui apakah stok beras benar-benar ada atau tidak.

Menurutnya, Pemerintah dalam mengoptimalkan produksi beras, seharusnya tidak dilakukan pada musim kemarau seperti saat ini.

Baca Juga: Berikut Risiko yang Berpotensi Melecut Inflasi Indonesia ke Depan

"Ini kan tidak ada sama sekali desain pangan akhirnya. Baik di hulu oleh Kementerian Pertanian, dan yang menangani beras dalam hal ini Bulog," ujar Reynaldi kepada Kontan, Senin (2/10).

Selain itu, Ikappi meminta pemerintah tidak asal dalam memutuskan importasi beras karena akan berdampak pada petani lokal.

"Kami realistis sampai hari ini harga beras di pasaran terus melonjak dan puncak kenaikan harga beras ini di Oktober," ucap Reynaldi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×