Reporter: Fahriyadi, Yudho Winarto | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Akibat banjir pekan lalu, puluhan ribu warga terpaksa mengungsi, sedangkan aktivitas transportasi dan bisnis di sebagian wilayah Jakarta nyaris lumpuh. Selain faktor curah hujan yang tinggi, hal lain yang juga menjadi penyebab adalah penyempitan aliran sungai akibat pendangkalan dan maraknya pemukiman penduduk di sekitar daerah aliran sungai (DAS).
Nah, sebagai bagian dari solusi mengatasi banjir, saat ini, pemerintah memfokuskan perhatian pada keberadaan warga di bantaran kali, selain menyiapkan proyek infrastruktur antibanjir.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, mengungkapkan, pemerintah berencana mempercepat pemindahan penduduk di sepanjang Kali Ciliwung. Relokasi warga ini mulai dilakukan tahun depan. Pemerintah sudah menyiapkan dua lokasi untuk pemukiman warga eks bantaran Kali Ciliwung. "Rencananya di Pasar Rumput dan di Pasar Minggu," katanya, Selasa (22/1).
Agung menjelaskan, proyek tersebut menjadi tanggung jawab Kementerian Perumahan Rakyat (Kempera). Program penataan kali ini akan membidik sekitar 37.000 kepala keluarga (KK). Meski begitu, pemerintah mengakui, relokasi warga membutuhkan waktu dan pendekatan tertentu, mengingat dalam pelaksanaannya tidak mudah.
Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz, memaparkan, kemeteriannya berusaha mempercepat realisasi pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di sekitar Ciliwung. Proyek ini terkait upaya normalisasi kali pasca banjir yang merendam sebagian wilayah Jakarta.
Saat ini, proyek ini masih di tahap inventarisasi jumlah penduduk yang murni miskin. "Itu yang kita prioritaskan mendapatkan rumah susun," ungkapnya.
Sebagai gambaran, pemerintah berencana membangun blok rumah susun dengan 34 lantai di Pasar Rumput. Kapasitasnya mampu menampung lebih dari 3.000 KK. Sedangkan di Pasar Minggu, kapasitas tampungnya mencapai 6.000 KK.
Faridz belum bisa memberikan gambaran lebih jelas berapa alokasi anggaran untuk program ini. Yang pasti, proyek ini baru akan berjalan pada anggaran tahun 2014.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, juga berkomitmen dalam pengadaan rusunawa bagi warga di sekitar kali. Pemprov DKI terus berusaha mencari lokasi yang ideal untuk membangun rusun. Total rusun yang dibutuhkan 34.000 unit, namun yang baru terpenuhi dan jelas lokasinya sekitar 7.000 unit. "Sekarang, kita masih terus mencari lokasi untuk kekurangan itu," terang Jokowi.
Menurut mantan Walikota Solo itu, relokasi warga sudah direncanakan tapi masih terbentur soal lahan. "Tapi, Pasar Minggu, Pasar Rumput, dan Kantor Dinas Teknis di Jakarta Timur adalah beberapa lokasi yang dianggap sudah jelas," ungkap Jokowi.
Menurut Jokowi, lokasi yang ideal bagi pembangunan rusunawa harus dekat dengan wilayah tempat tinggal warga sebelumnya. Sehingga, warga tersebut tidak keberatan untuk dipindahkan. Makanya, Pemprov DKI selalu berkoordinasi dengan Kemenpera. "Hampir setiap hari dibicarakan lewat telepon," aku Jokowi yang hari ini tepat 100 hari memimpin Jakarta. Mengenai status rusun yang bakal ditempati warga, Jokowi bilang, statusnya nanti bisa menjadi hak milik dan sewa.
Asal tahu saja, pemindahan penduduk di bantaran Kali Ciliwung sejalan dengan program percepatan normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 35 kilometer yang dimulai awal tahun ini. Penataan kali dimulai dari Srengseng hingga Manggarai dan dilanjutkan dari Manggarai hingga Kampung Melayu.
Proyek yang didanai pemerintah pusat senilai Rp 1,3 triliun ini, sebenarnya sudah direncanakan sejak Januari tahun 2011 lalu. Namun proyek ini terkendala masalah teknis sehingga terus tertunda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News