Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan komitmen kuat pemerintah untuk mewujudkan swasembada gula nasional sebagai bagian dari upaya besar mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Gibran saat memberikan sambutan dalam kegiatan Panen Raya dan Tanam Tebu Perdana di Kebun Tebu Jolondoro, Banyuwangi, Senin (23/06).
Ketika berdialog dengan para petani yang hadir secara luring maupun daring dari berbagai wilayah Indonesia, Gibran menyampaikan bahwa target swasembada gula merupakan bagian dari fokus utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dan harus dikejar secara serius dan konsisten.
“Targetnya tahun depan sudah swasembada ya Pak ya. Oke, paling lambat 2027. Jadi ini akan kita kejar dan insyaAllah nanti hasilnya bisa seperti beras, harganya baik, semua bisa diuntungkan,” ujarnya optimis, mengutip keterangan tertulisnya, Senin (23/6).
Baca Juga: Pemerintah Bakal Turunkan Bunga KUR Petani Tebu Jadi 3%, Pengamat Beri Catatan Ini
Gibran juga menegaskan bahwa Presiden Prabowo memberikan dukungan penuh terhadap program swasembada pangan, termasuk gula, dan secara rutin memantau langsung progresnya dalam rapat terbatas bersama kementerian terkait.
Saat berdialog dengan petani setemppat, Gibran mendengar langsung tantangan yang dihadapi saat musim panen. Menanggapi suara para petani tersebut, Ia mengungkapkan bahwa tantangan sektor gula tidak hanya terbatas pada bibit, pupuk, dan mekanisasi, tetapi juga menyangkut efisiensi tata kelola dan sinergi antar-pemangku kepentingan.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kerja kolaboratif antara pemerintah pusat, BUMN, dan daerah.
“Sinergi antara pusat dan daerah sangat penting sekali. Dan tadi apa yang sudah disampaikan oleh Pak Siswono, nanti akan segera kami tindak lanjuti,” tegasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara Mahmudi memaparkan tantangan dan langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan rendemen (persentase kadar gula yang berhasil diekstrak dari tebu yang digiling).
Salah satu kendala utama adalah rendahnya komposisi varietas tebu masa awal dan kondisi tanaman yang sebagian besar masih harus dibongkar ulang oleh petani.
Baca Juga: Tak Sesuai Swasembada Pangan, Petani Tebu Ancam Datang ke Jakarta Jika Impor Dibuka
Untuk itu, dilakukan percepatan program peremajaan melalui pelatihan khusus dan penguatan sistem kemitraan. Dukungan teknologi juga terus ditingkatkan melalui digitalisasi sistem distribusi, pemantauan berbasis satelit, serta penerapan mekanisasi pertanian.
Sebagaimana diketahui, kebun Jolondoro telah menunjukkan peningkatan produktivitas yang signifikan, dari 69 ton per hektare pada 2023, naik menjadi 97 ton per hektare pada 2024, dan ditargetkan mencapai 108 ton per hektare pada 2025.
Program kemitraan petani di Banyuwangi dan Jember saat ini telah menjangkau total lahan seluas 1.307,48 hektare, dengan kontribusi petani rakyat terhadap pasokan bahan baku Pabrik Gula Glenmore terus meningkat dari 9,9% pada 2023 menjadi 12% pada 2025.
Baca Juga: Tak Hanya Subsidi Bunga KUR 3%, Petani Tebu Juga Butuh Ini guna Dongkrak Poduksi Gula
Selanjutnya: Penutupan Selat Hormuz Berpotensi Kerek Harga BBM
Menarik Dibaca: Jadi Salah Satu Penyakit yang Sering Dialami, Allianz Bagikan Tips Penanganan ISPA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News